INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Setelah ditemukannya vaksin Covid-19, setiap negara tak terkecuali Indonesia telah memulai vaksinasi kepada masyarakat sebagai upaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus tersebut.
Meskipun demikian vaksinasi Covid-19 juga mempunyai efek samping yang tentunya akan dirasakan berbeda oleh tiap-tiap orang. Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Suyuti Syamsul mengatakan bahwa kejadian pasca vaksinasi adalah gejala ringan seperti diare, demam dan gatal-gatal. Dia menilai hal tersebut wajar saja.
Bahkan vaksin dasar yang sudah ratusan tahun juga mempunyai efek samping. Hanya saja dia meminta agar jangan sampai di blow up misalkan ada satu atau dua kejadian sehingga dianggap atau digeneralisir sebagai kegagalan vaksin.
“Ada yang cerita sudah dua kali divaksin, kemudian sakit lalu meninggal. Jangan itu yang diblow up, vaksinnya kan belum 70 persen populasi, sementara orang bisa terlindungi itu kan kalau sudah 70 persen populasi,” ucap Suyuti, Senin 26 Juli 2021.
Kemudian dia menambahkan bahwa data statistik menunjukkan dari 100 persen kematian akibat Covid-19, 4 persennya adalah orang yang sudah divaksin, sementara 96 persennya adalah orang yang belum divaksin. Sehingga dia berharap agar jangan dilihat kasuistik-kasuistik lalu di blow up.
Sementara itu saat ini ketersediaan atau vaksin yang sudah siap di Kalteng kurang lebih sekitar 35.000 dosis, meskipun demikian pihaknya akan memfokuskan pada vaksin tahap kedua, sehingga kemungkinan besar vaksinasi tahap pertama untuk sementara waktu belum bisa dilaksanakan.
“Agustus nanti baru lancar lagi, sementara ini vaksinnya datang sekitar 10 vial, seperti hari ini datang 10 vial yang hanya cukup untuk 100 orang,” tutup Suyuti.