INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Dalam rangka pencegahaan bersama terhadap bahaya Stunting pada anak, maka Perhimpunan Profesional Kesehatan Muslim Indonesia (Prokami) Provinsi Kalimantan Tengah pada momentum pelantikan Kepengurusan Wilayah oleh Sekretaris Umum Prokami Pusat, dr. Upo Pramigi, Prokami Kalteng turut menggelar agenda Webinar dengan tema “Realita dan Deteksi Dini Stunting”, Sabtu (14/5/2022).
Ketua terpilih, Prokami Kalteng, Seri Wahyuni, S.ST, M.Kes menyampaikan bahwa Prokami Kalteng akan terus bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalteng dan 14 Kab/Kota Se Kalteng serta berbagai pihak untuk berperan dan membantu mewujudkan kesehatan masyarakat.
Seri yang juga Ketua Prodi Kebidanan D-3 Poltekkes Kemenkes Palangka Raya ini berharap semua pengurus dan anggota Prokami di Kalteng dapat berperan aktif dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Pada kesempatan tersebut, Prokami Kalteng, menyelenggarakan Webinar melalui Zoom Meeting pada hari dengan tema “Realita dan Deteksi Dini Stunting” dan menghadirkan tiga narasumber yang kompeten yaitu DR.dr. Suyuti Syamsul, MPPM, selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Diah Erma Prita Santi,Sp.,M.Biomed yakni Dokter Spesialis Anak di RS Imanuddin Pangkalan Bun/Pengurus Wilayah Prokami Kalteng, dan Mars Khendra Kusfriyadi, STP., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Sementara moderator kegiatan tersebut adalah dr. Hj Tri Setyautami, MPHM selaku Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas/Pengurus Wilayah Prokami Kalteng.
Menurut Novy Cahyani, S.Km selaku panitia dan host acara Webinar menyampaikan bahwa peserta berjumlah 299 dari 14 Kab/Kota se Kalteng dan luar Kalteng baik tenaga kesehatan maupun masyarakat.
Pada paparannya, Dr. dr. H. Suyuti Syamsul, MPPM menyampaikan kondisi Stunting di Kalimantan Tengah secara umum terjadi penurunan angka Stunting, namun harus terus dilakukan upaya bersama semua pihak di seluruh Kabupaten/Kota se Kalteng.
Sementara itu, materi Deteksi Dini Stunting disampaikan oleh dr. Diah Erma Prita Santi,Sp.,M.Biomed. Beliau menyampaikan bahwa Stunting bukan hanya diukur dari tinggi badan per umur saja tetapi juga harus dilihat aspek yang lain yaitu kecerdasan dan penyakit infeksi yang pernah diderita oleh anak tersebut.
“Semakin cepat dilakukan deteksi dini dan penanganan yang cepat dan tepat maka akan berdampak baik pada kondisi anak tersebut,” katanya.
Tak kalah menarik, narasumber Mars Khendra Kusfriyadi, STP.,MPH menyatakan bahwa masa balita merupakan masa yang sangat penting dan sangat menentukan kehidupannya di masa yang akan datang.
“Masa Balita merupakan Periode Emas / Window of Opportunity. Periode emas/golden period atau disebut juga sebagai waktu yang kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen/window of opportunity,”.
“Memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai tahap usianya merupakan cara mencegah stunting pada anak,” sambungnya.
Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah, tidak hanya Kalimantan Tengah tetapi juga ada peserta berasal dari Kalimantan Selatan dan Malang. Webinar ini sangat menarik dengan antusias para peserta menyampaikan pertanyaan yang diajukan peserta kepada masing masing narasumber terkait dengan Stunting.
“Besar harapan, agar masalah Stunting di Kalteng ini bisa kita atasi secara bersama dan berkolaborasi agar semakin cepat upaya pencegahaan dan penurunan angka Stunting tersebut,” ungkap Novy.
Editor: Andrian