INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Ardiansyah meminta satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) setempat lebih kreatif dalam menggali pendapat asli daerah (PAD), terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
Seluruh SOPD yang diberi amanah memungut retribusi maupun pajak daerah diharapkan bisa lebih kreatif agar pendapatan asli daerah tetap mengalir seiring upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi daerah.
“Kami ingin seluruh SOPD bisa lebih gigih dan kreatif dalam menggali PAD, dan disesuaikan dengan potensi yang dapat dikembangkan,” kata Ardiansyah, Selasa 25 Januari 2022.
Menurut Ardiansyah, semua pihak memahami bahwa kondisi cukup sulit karena perekonomian masih terdampak pandemi. Untuk itu dibutuhkan kreativitas setiap SOPD agar retribusi dan pajak daerah tetap bisa mengalir meski nilainya belum sebesar ketika belum terjadi pandemi.
Politisi PAN ini sependapat dengan Bupati Halikinnor, bahwa saat ini pemerintah daerah membutuhkan pimpinan SOPD yang punya terobosan agar tetap maksimal meski di tengah keterbatasan yang ada.
Ardiansyah meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi capaian target perolehan PAD di setiap SOPD nantinya. Dengan adanya evaluasi tersebut diharapkan dapat diketahui kendala yang dihadapi oleh SOPD yang bersangkutan.
“Saya yakin masih ada peluang-peluang untuk mengoptimalkan PAD meski di tengah pandemi saat ini, apalagi pemulihan ekonomi terus berjalan dan membaik. Makanya kami mendorong agar SOPD lebih kreatif,” harap Ardiansyah.
Sementara itu, APBD Kotim 2022 telah disetujui bersama dalam rapat paripurna pada Rabu 24 November 2021 lalu. Persetujuan itu ditandai dengan penandatanganan oleh Bupati Halikinnor bersama unsur pimpinan DPRD.
Komposisi APBD 2022 Kotim, yaitu pendapatan sebesar Rp1.869.648.670.200 yang terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar Rp345.419.827.300, pendapatan transfer sebesar Rp1.449.124.433.300 serta lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp75.104.409.600.
Belanja sebesar Rp1.932.811.373.400, terdiri dari belanja operasi sebesar Rp1.247.212.991.757, belanja modal sebesar Rp427.347.749.643, belanja tidak terduga sebesar Rp5.000.000.000 dan belanja transfer sebesar Rp253.250.632.000.
Defisit diperkirakan sebesar Rp63.162.703.200 atau sebesar 3,38 persen. Perkiraan penerimaan pembiayaan sebesar Rp77.177.703.200, perkiraan pengeluaran pembiayaan Rp14.015.000.000 dan pembiayaan neto sebesar Rp63.162.703.200. (BS65)