INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Salah satu keluhan petani sawit adalah susahnya menjual hasil sawit mereka. Rendahnya nilai beli pihak perusahaan pabrik kelapa sawit membuat para petani dilematis.
Pasalnya disatu sisi, petani haru menjual segera buah sawit yang sudah dipanennya, namun terkadang diperhadapkan dengan harga yang sangat rendah. Menangapi hal tersebut, ketua Komisi II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Juliansyah mememinta kepada pemerintah setempat segera mencari solusinya.
“Ada laporan dari masyarakat yang mengatakan bahwa perusahaan menolak hasil kebun masyarakat dengan alasan saat ini pabrik tidak mampu menampung Tandan Buah Segar (TBS) masyarakat karena buah penuh dan sebagainya,” ucapnya, Jumat 20 Mei 2022.
Menyikapi hal itu, politikus partai Gerindra itu mengharapkan pemerintah daerah (Pemda) segera bisa mungkin mencanangkan pembangunan pabrik kelapa sawit untuk menampung hasil panen masyarakat. Dengan adanya pabrik milik pemerintah daerah itu diharapkan kedepan harga sawit masyarakat tidak dipermainkan oleh pihak PBS yang dapat menimbulkan keluhan para petani sawit.
“Beberapa kali sudah kita disampaikan dan digagaskan langsung oleh dewan sebelumnya dan yang sekarang. Namun gagasan itu oleh pemerintah daerah tidak memberikan respon baik, terbukti dengan fakta saat ini masyarakat sudah mengeluh karena mulai kesulitan menjual hasil kebunya itulah yang dirasakan warga Desa Telawang,” kata Juliansyah.
Menurutnya permasalahan itu harus segera disikapi dan diseriusi secara benar, ia tidak menyangkal memang membangun pabrik itu perlu waktu yang cukup lama tetapi hal itu bisa saja mudah dijalankan karena pemerintah daerah sudah memiliki BUMD. Bisa saja BUMD yang mengelolanya, atau melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
“Secepatnya kita harus mencarikan solusi atau gagasan terhadap petani sawit agar hasil panen masyarakat bisa tertampung dan memiliki harga yang cukup baik kedepanya,” tegasnya. (BS)