INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) termasuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), seperti yang pekan lalu kebakaran sempat terjadi di sejumlah lokasi di Sampit setelah hujan tidak turun beberapa hari.
Luasnya sebaran gambut dengan kedalaman yang bervariasi bahkan hingga belasan meter, membuat Kotim rawan kebakaran lahan.
Diketahui, Gambut mudah kering saat kemarau sehingga mudah terbakar. Api yang membakar lahan gambut sangat sulit dipadamkan karena api membakar gambut di kedalaman tertentu dan merambat atau meluas meski dipermukaan tanah telah padam.
Edukasi inilah yang harus diketahui oleh masyarakat, terlebih kepada perusahaan besar swasta agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
Perusahaan besar pun dituntut untuk turut membantu pencegahan dini kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi di daerah ini. Persiapan menghadapi musim kemarau dan antisipasi karhutla juga harus dilakukan sejak dini meski saat ini masih turun hujan.
Hal ini menjadi perhatian Ketua DPRD Kotim, Rinie yang berharap perusahaan besar swasta yang ada di daerah ini juga peduli membantu pencegahan karhutla ini, salah satunya melalui kewajiban program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
“Meski saat hujan masih terjadi, tapi justru harus dari sekarang kita mengantisipasinya. Perusahaan perkebunan dan lainnya diharapkan juga membantu sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla (kebakaran hutan lahan)” kata Rinie, Jumat 4 Februari 2022.
Rinie mengapresiasi sejumlah perusahaan yang membantu pencegahan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, misalnya dengan memberikan bantuan peralatan pemadam kebakaran maupun dana operasional untuk regu pemadam kebakaran di desa-desa sekitar perusahaan.
Selain menjaga areal konsesi sendiri agar tidak terbakar saat kemarau, perusahaan juga berkepentingan bersama warga desa dalam mencegah kebakaran lahan. Jika sampai terjadi kebakaran lahan di sekitar perusahaan maka berpotensi meluas merembet ke areal perusahaan jika tidak dilakukan penanganan secara cepat.
“Kita harus bersama-sama mencegah dan menanggulangi karhutla. Tapi saya tetap menekankan bahwa langkah pencegahan dini sangat penting dan bisa kita optimalkan agar bencana karhutla dan kabut asap tidak sampai terjadi di daerah kita ini,” tegas Rinie.
Rinie mengapresiasi kesiapan pemerintah daerah dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Kewaspadaan tinggi harus dilakukan dan tidak boleh lengah karena kebakaran bisa terjadi kapan saja jika gambut dalam kondisi kering, terlebih saat kemarau. (BS65)