INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng mendapatkan kritikan pedas dari Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda dan Mahasiswa se Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Pasalnya menurut mahasiswa, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar. Sehingga sangat ironi kalau terjadi kelangkaan minyak goreng dan mahal.
“Kelangkaan serta tingginya harga minyak goreng akhir-akhir ini sangat ironis. Sebagai negara dan daerah produsen minyak sawit terbesar di dunia, kita malah mengalami kelangkaan. Kita tidak bisa menjadi tuan di tanah dan negeri sendiri. Ibarat pepatah, ini seperti ayam mati di lumbung padi,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) Gerakan Pemuda dan Mahasiswa se KabupatenKotawaringin Timur, Utomo Ardiansyah saat menggelar aksi demo di depan Kantor DPRD Kotim, Rabu 13 April 2022.
Ia menegaskan bahwa krisis minyak goreng saat ini menampar wajah bangsa ini sebagai daerah sekaligus negara yang memiliki lahan perkebunan sawit terluas di dunia. Bahkan sebagai pemilik raw material terbesar untuk minyak goreng.
Atas dasar hal itu bukan tanpa sebab banyak orang yang bertanya-tanya, apa sesungguhnya yang sedang terjadi dengan langkanya minyak goreng ini.
“Kondisi ini harus perlu segera diperbaiki, terutama dalam hal manajemen minyak sawit dari hulu sampai hilir. Semua harus diperbaiki, daerah kita harus benar-benar serius membereskan hal itu agar masalah kelangkaan minyak goreng tidak terulang lagi tahun selanjutnya,” tegas Utomo di depan perwakilan Anggota Dewan yang hadir.
Korlap dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) juga menyesalkan sebagai daerah penghasil minyak kelapa sawit seharusnya di Kotim ini harga minyak goreng tidak semahal seperti saat ini.
“Guna mengatasi kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng di daerah ini sebaiknya cabut atau hentikan saja pengiriman Crued Palm Oil (CPO) keluar dari daerah karena percuma saja sebagai penyuplai bahan baku, kita masih mengalami kelangkaan dan kenaikan harga yang tidak wajar,” tutupnya. (BS)