INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Langkanya minyak goreng mendapatkan sorotan dari Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Hairis Salamad. Dia menilai gejolak minyak goreng yang terjadi di daerah setempat akibat lemahnya pengawasan oleh pemerintah daerah sehingga distribusi tidak lancar.
Hairis mengaku sangat prihatin dengan masalah gejolak minyak goreng. Sangat ironis, tingginya harga minyak goreng itu juga sampai terjadi di Kotim yang termasuk daerah dengan penyumbang CPO (crude palm oil) atau minyak kelapa sawit terbesar.
Politisi Partai Amanat Nasional ini menyebut, areal perkebunan kelapa sawit di daerah ini bahkan sudah mencapai 49 persen dari luas wilayah, namun ironisnya masyarakatnya juga harus dipusingkan dengan lonjakan harga minyak goreng.
“Saya lihat tata niaga minyak goreng perlu disempurnakan. Saya percaya stok minyak goreng kita melimpah, tapi mungkin saja ada fase-fase penimbunan. Ini yang perlu dikejar supaya tidak ada lagi lonjakan harga,” tegas Hairis, Sabtu 16 April 2022.
Hairis bersama stafnya sudah pernah turun langsung mengecek ketersediaan minyak goreng di ritel modern, ternyata kosong, padahal selama ini pemerintah kabupaten selalu mengklaim bahwa stok mencukupi.
Dia berharap Dinas Perdagangan dan Perindustrian benar-benar melihat fakta di lapangan. Masyarakat jangan hanya diberikan janji manis.
“Harapan masyarakat, stok tersedia dan harga murah. Jangan sampai ayam mati di lumbung padi. Kasihan masyarakat. Pengawasan oleh pemerintah daerah belum maksimal. Jangan hanya data laporan. Harus turun ke lapangan,” tegas Hairis. (BS)