INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Marudin menyampaikan bahwa terdapat banyak unit mesin cuci darah (Hd/hemodialisis) di RSUD dr. Murjani Sampit, namun belum semuanya beroperasi hanya sebagian saja.
“Mengapa banyak mesin Hd, namun sebagain saja beroperasi, apakah SDM nya kurang atau seperti apa,” jelas Marudin, Senin 21 Oktober 2024.
la juga menanyakan kebenaran kabar bahwa mesin HD itu bukan milik RSUD dr Murjani Sampit dan permasalahan keterbatasan anggaran untuk tenaga ahli yang menyebabkan operasi mesin-mesin tersebut belum maksimal.
“Jika hambatan utama adalah anggaran untuk sumber daya manusia (SDM), maka DPRD akan memastikan alokasi anggaran untuk SDM dilakukan di APBD 2025 agar pelayanan bisa optimal,” ungkapnya.
Marudin menambahkan, dengan beroperasi maksimal, maka diharapkan warga Sampit atau Kotim tidak perlu lagi melakukan cuci darah di luar daerah.
Sementara itu Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Yulia menjelaskan bahwa rumah sakit memiliki 21 mesin cuci darah, namun yang operasional hanya Karena sesuai aturan Perundang-Undangan, satu perawat hanya boleh mengoperasikan maksimal tiga mesin dan harus sertifikasi.
Menurut dia, tantangan utama adalah terbatasnya SDM yang tersertifikasi untuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut. Anggaran ada, namun waktu pelaksanaan pelatihan itu tidak setiap waktu ada, jika ada harus berebut kuota dengan perawat se Indonesia.
“Walaupun anggaran tersedia, pelatihan untuk sertifikasi perawat hemodialisis tidak selalu tersedia setiap waktu, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan tenaga terlatih,” ungkapnya.
Yulia juga menambahkan mereka terus memantau jadwal pelatihan tersebut dan harus saling bersaing dengan perawat seluruh Indonesia untuk mendaftar karena keterbatasan kuota.