INTIMNEWS.COM, KUALA PEMBUANG – Kasus sengketa lahan yang mengakibatkan adanya aksi unjuk rasa di PT Salonok Ladang Mas, Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Jumat 25 Maret 2022, mendapat komentar dari warga sekitar. Kali ini komentar datang dari Ametro yang merupakan warga sembuluh II.
Menurut Ametro, sebenarnya kasus tersebut adalah sengketa lahan pribadi, bukan lahan adat. “Di situ tidak ada kaitan dengan adat, tidak ada kuburan tidak ada sandung, dan lainnya. Isinya tanaman Padi, bahkan durian dan karet yang disebutkan ada ribuan pokok itu sama sekali tidak ada,” ujarnya.
Untuk diketahui, sengketa lahan ini terjadi antara salah satu warga bernama Jainudin alias Ijai dengan PT Salonok Ladang Mas. Dimana menurut pihak Ijai, sengketa sudah terjadi kurang lebih selama 14 tahun dengan luasan lahan 8,5 hektare.
Sengketa ini sudah dibawa ke dalam sidang adat pada Senin 7 Februari 2022 lalu. Dimana dalam sidang tersebut diputuskan bahwa PT Salonok Ladang Mas wajib mengganti rugi lahan seluas 8,5 hektare yang digunakan salam 14 tahun secara tidak sah dan mengganti rugi lahan yang digusur berupa 5.000 pohon tanaman karet dan buah-buahan di atas lahan tersebut.
Ametro yang juga merupakan tetangga rumah dari Ijai itu memberikan penjelasan bahwa tidak benar adanya jika disebutkan ada ribuan pohon yang diklaim digusur. Bahkan ia juga tidak sepakat dengan aksi hinting atau portal adat yang ditujukan untuk digelar di PBS (Pabrik Kelapa Sawit) dari PT Salonok Ladang Mas.
“Ya kasus ini kasus pribadi, toh perusahaan juga sudah memberikan bukti dokumen bahwa tahun 2009 tanah tersebut sudah diganti rugi, dan Ijai juga menerima uang tersebut. Jadi ini tidak tepat jika justru pabrik yang ada mau ditutup,” katanya.
Tanah yang disengketakan sendiri berada jauh dari pabrik, menurut Ametro jika hendak melaksanakan hinting maka di lokasi yang disengketakan saja.
Dalam unjuk rasa yang terjadi siang hari itu, para satpam dan karyawan PT Salonok Ladang Mas yang juga merupakan warga sekitar menghadang para massa dari pendemo. Akhirnya terjadi adu mulut di depan pintu masuk menuju pabrik.
Ada ratusan massa yang datang dalam aksi tersebut, termasuk dari Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) Kotim, Batamad Seruyan dan ditambah Batamad Kalteng juga turut hadir, dibersamai Damang Kepala Adat Kecamatan Danau Sembuluh dan ratusan tokoh adat.
Editor: Andrian