INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Sekretaris Bidang Penanggulangan AIDS Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Saidah Suryani dalam laporannya menyatakan pentingnya melakukan edukasi dan sosialisasi kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Tokoh Pemuda dalam rangka meningkatkan pemahaman yang utuh tentang HIV/AIDS. Rabu, 14 November 2024.
“Masyarakat merupakan aktor utama, dan pemerintah dituntut untuk memimpin, memberi saran, dan menumbuhkan lingkungan yang mendukung. Hal ini juga tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS,” ujarnya.
Berdasarkan data laporan tersebut, Saidah menyatakan bahwa “fenomena penyimpangan orientasi seksual saat ini tampaknya menjadi tren dalam budaya Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda; data HIV-AIDS yang dilaporkan juga menunjukkan adanya pergeseran budaya yang terjadi.” “Sebelum tahun 2016, penularan HIV-AIDS banyak terjadi pada Pekerja Seks (PS), namun pada tahun 2016-2018, kasus HIV pada Ibu Rumah Tangga meningkat pesat, bahkan menduduki peringkat pertama sebagai profesi/pekerjaan dengan angka penularan HIV tertinggi,” katanya.
Pada tahun 2019 hingga 2022, kajiannya meluas hingga mencakup kalangan pemerintah, TNI, dan Polri, yang sebelumnya hanya berfokus pada komunitas HIV-AIDS.
“Dulu di beberapa kalangan (orang berisiko tinggi), sekarang meluas ke masyarakat (Ibu Rumah Tangga dan bayi). Kemudian pada tahun 2019 dilaporkan bahwa populasi Lelaki Seksual (LSL) menjadi penyumbang kasus terbanyak, dan pada tahun 2022 Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya melaporkan bahwa kasus HIV-AIDS tertinggi berdasarkan pekerjaan di Kota Palangka Raya adalah: ASN/TNI-POLRI, Mahasiswa, dan Swasta (Karyawan),” ungkapnya.
Tujuan jangka panjang dari program ini adalah untuk menjalin kemitraan yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat yang berkepentingan agar Provinsi Kalimantan Tengah bebas HIV-AIDS.
“Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya di kalangan ASN, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda, Meminimalisir stigma dan diskriminasi terhadap ODHA di masyarakat, ASN, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda memahami cara penularan HIV sehingga dapat menghindari perilaku berisiko tertular HIV, ASN, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda dapat menyampaikan kembali informasi tentang HIV-AIDS kepada rekan sejawat di lingkungan masyarakat/sekitarnya,” tuturnya.
Pada pertemuan ini seluruh peserta aktif dalam bertanya guna mengedukasi masyarakat maupun pesera didik i sekolah mereka masing-masing agar pergerakan HIV-AIDS bisa ditanggulani sejak dini mengingat pergerakannya semakin tahun semakin berkembang yang sudah semstinya dihindari.
Penulis: Redha.
Editor: Andrian.