INTIMNEWS.COM – Pandemi COVID-19 sangat meresahkan masyarakat luas namun tidak mengurangi semangat dosen Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (FK UPR) dalam menjalankan tugas fungsi dan pokoknya dalam bidang pengabdian.
Melalui program dosen pendukung SDM unggul dihasilkan sebuah produk bilik swab pencegah risiko penularan penyakit infeksius. Pembuatan bilik swab ini dilakukan tim dosen FK UPR yakni dr Agnes Immanuela Toemon Sp.ParK, dr Ervi Audina Munthe, Silvani Permatasari M.Biomed dan dr Lia Sasmithae, SpPD.
Pada penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan pemeriksaan RT-PCR dengan sampel yang diperiksa adalah spesimen pada dua lokasi, yaitu dari saluran napas atas (swab nasofaring atau orofaring) atau saluran napas bawah.
Penggunaan bilik swab bertujuan untuk mengurangi risiko paparan percikan atau kontak langsung maupun tidak langsung saat pengambilan specimen pada saluran nafas atas sehingga dapat membuat aman bagi petugas kesehatan yang mengambil sampel karena tidak terpapar langsung dengan pasien.
Adapun mitra pada program ini adalah Rumah Sakit TNI-AD Palangka Raya merupakan salah satu rumah sakit yang menangani pasien dengan kasus COVID-19 dan dalam tahap pembangunan Laboratorium untuk pemeriksaan RT-PCR yang harapannya dapat membantu mendeteksi lebih banyak pasien dengan resiko Covid-19.
Kepala RS TNI-AD, dr Alex Ranuseto, Sp.PD menyambut baik adanya kerjasama antara UPR dan RS TNI- AD. “Bilik swab untuk digunakan dalam pengambilan specimen dan pencegahan risiko penularan penyakit infeksius ke tenaga medis, mengingat sudah banyaknya tenaga medis yang berguguran akibat covid-19 ini,” katanya 23 September 2020.
Adanya bilik swab pencegah risiko penularan penyakit infeksius dapat berkontribusi sebagai rekomendasi alternatif saat krisis APD dalam meminimalisir penggunaan APD, mengurangi stressor dan memudahkan pekerjaan tenaga medis serta menjadi perangkat yang dapat digunakan secara fleksibel dengan pemeliharaan mudah namun tidak membatasi gerak pemeriksa.
Ide bilik swab ini adalah modifikasi dari bilik swab yang pernah diciptakan juga oleh Negara Korea serta dosen salah satu universitas di Kota Surabaya. Pembuatannya adalah hasil diskusi tim dosen dengan mengikuti standar yang sudah ada dengan dimodifikasi adanya roda pada bilik sehingga mudah dipindahtempatkan sesuai kebutuhan dan dipastikan juga dengan memberikan dan menjelaskan kelengkapan SOP untuk tahapan sebelum dan sesudah pengerjaan bagi tenaga medis di RS.
Selain itu juga untuk menambah keamanan agar membunuh mikroorganisme di dalam bilik ada lampu UV dan air purifier dengan hepa filter. “Suatu kebanggaan bagi kami Tim Dosen FK UPR dapat merealisasikan produk bilik swab ini dan berkontribusi kepada Rumah Sakit TNI-AD Palangka Raya dalam pelayanan pasien khususnya pada pemeriksaan swab oro dan nasofaring sebagai bentuk kepedulian kami kepada tenaga medis,” kata dr Agnes, Sp.ParK selaku ketua pengabdian tim Dosen FK UPR. (dr Ervi / Silvani)