INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Anggota DPR RI Komisi Vll Mukhtarudin mengatakan Tahun Anggaran 2024 akan membangun Sinergi Efektif antara BPH Migas dan DPR RI untuk maksimalkan kinerja sektor Energi Nasional.
“Kegiatan pengawasan ketersediaan dan pendistribusian BBM subsidi merupakan upaya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang berhak mendapatkan komoditas tersebut,” kata Mukhtarudin, Senin (6/5/2024).
Pemerintah Indonesia telah lama menerapkan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan gas, terutama LPG, sebagai bagian dari kebijakan energi nasional. Namun, pemahaman masyarakat tentang dinamika dan implikasi dari subsidi ini penting untuk memahami secara menyeluruh tantangan dan peluang dalam sektor energi di Indonesia.
“Subsidi BBM dan gas telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan, karena dampaknya yang luas terhadap kebijakan fiskal, lingkungan, dan sosial ekonomi negara,” ucap Mukhtarudin.
Meskipun bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari fluktuasi harga global, subsidi ini juga menimbulkan berbagai isu terkait efisiensi penggunaan energi, pengaruh terhadap anggaran negara, serta ketimpangan distribusi dan penggunaan sumber daya.
Pentingnya pemahaman masyarakat terhadap dinamika subsidi BBM dan gas terletak pada kesadaran akan kompleksitas kebijakan energi, termasuk dampaknya terhadap stabilitas ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan upaya untuk memperbaiki akses energi bagi semua lapisan masyarakat.
“Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung kebijakan yang berkelanjutan dan berdaya guna dalam sektor energi,” terang Mukhtarudin.
Selain itu, transparansi dalam pengelolaan subsidi BBM dan gas juga merupakan kunci dalam membangun kepercayaan dan akuntabilitas publik. Dengan informasi yang lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat, akan tercipta ruang untuk dialog yang lebih terbuka antara pemerintah dan rakyat dalam merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi bersama.
Oleh karena itu, lanjut Mukhtarudin upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dinamika subsidi BBM dan gas perlu dilakukan melalui pendekatan komprehensif, melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta.
Dengan demikian, dapat tercipta kesadaran kolektif dan komitmen bersama untuk menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan efisien untuk masa depan Indonesia.
“Peran penting negara dalam pengelolaan sumber daya alam minyak dan gas yakni mengatur untuk kesejahteraan bersama,” tutur Mukhtarudin.
Minyak dan gas adalah sumber daya alam yang sangat vital dan berpengaruh secara besar bagi perekonomian suatu negara. Karena sifatnya yang strategis dan terbatas, penguasaan dan pengaturannya seringkali menjadi tanggung jawab utama negara.
Dalam konteks ini, pengaturan oleh negara bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah kebijakan yang diambil untuk memastikan bahwa manfaat dari eksploitasi sumber daya tersebut dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.
Kontrol yang diberikan kepada negara dalam pengelolaan minyak dan gas memberikan kemungkinan untuk mengarahkan sumber daya tersebut menuju kepentingan nasional yang lebih besar, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
“Dengan begitu, pengelolaan sumber daya alam ini tidak hanya diarahkan untuk keuntungan individu atau kelompok tertentu, melainkan untuk kesejahteraan bersama,” ujarnya.
Tentu saja, pengaturan oleh negara juga menimbulkan tantangan tersendiri, terutama terkait dengan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas. Namun, dengan adanya sistem yang baik dan mekanisme pengawasan yang kuat, negara dapat memastikan bahwa pengelolaan minyak dan gas dilakukan dengan prinsip-prinsip yang adil dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, lanjut dia peran serta masyarakat dalam pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya alam ini juga sangat penting. Dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, negara dapat lebih mudah mengidentifikasi potensi masalah dan menemukan solusi yang lebih baik untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul.
“Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaturan dan pengelolaan minyak dan gas oleh negara adalah langkah yang penting dan strategis untuk memastikan bahwa sumber daya alam tersebut dapat memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan bersama,” sebut Mukhtarudin.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang energi, kami menggelar kegiatan sosialisasi yang melibatkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) serta berbagai pihak terkait, termasuk anggota dari berbagai jenis stakeholder.
“Dalam kegiatan ini, kami berencana untuk mendiskusikan berbagai isu terkait penyediaan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM), dengan fokus pada penanganan limbah minyak, khususnya BBM jenis 91, yang memerlukan proses pengolahan khusus,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Mukhtarudin pihaknya juga akan membahas mengenai potensi kerjasama dengan pihak ketua kota dan pemerintah daerah lainnya untuk menyediakan layanan yang optimal bagi masyarakat terkait dengan distribusi dan pengelolaan BBM.
“Dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan stakeholder terbaik, kami berharap dapat menemukan solusi yang terbaik dalam menyikapi berbagai persoalan terkait dengan penyediaan dan distribusi BBM, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas,” paparnya.
Betul, pemahaman mengenai bahan bakar minyak sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbaharui sangat penting. Bahan bakar minyak termasuk dalam kategori bahan bakar fosil yang dihasilkan dari proses pembentukan organik yang memakan waktu jutaan tahun.
Sebagai contoh, minyak bumi, salah satu jenis bahan bakar minyak, terbentuk melalui proses alami dari sisa-sisa organisme laut yang terperangkap dalam lapisan bumi.
Karena proses pembentukannya yang memakan waktu yang sangat lama, minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya tidak dapat diperbaharui dalam waktu yang singkat, bahkan ribuan tahun. Hal ini menjadikan sumber daya tersebut sebagai sumber daya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui dalam jangka waktu yang relevan dengan kehidupan manusia.
Penting untuk menyadari bahwa penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya penipisan atau habisnya sumber daya tersebut dalam waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan proses pembentukannya.
Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan dan mengadopsi teknologi dan kebijakan yang mendukung diversifikasi energi dan penggunaan sumber energi yang terbarukan, seperti energi matahari, angin, dan air, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memperpanjang masa keberlangsungan sumber daya energi dunia.
Seperti yang Mukhtarudin ungkapkan, pengelolaan dan penggunaan bahan bakar minyak merupakan isu yang kompleks dan penting bagi masyarakat. Terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan:
1. Penurunan Produksi: Produksi minyak bumi cenderung menurun seiring berjalannya waktu, sementara kebutuhan energi masyarakat terus meningkat. Hal ini menunjukkan perlunya mencari alternatif energi yang berkelanjutan.
2. Ketergantungan pada Impor: Meskipun Indonesia merupakan produsen minyak, negara ini juga mengimpor sebagian bahan bakar minyak. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi dalam negeri.
3. Kebijakan Subsidi BBM: Kebijakan subsidi bahan bakar minyak seringkali menjadi perdebatan hangat di masyarakat. Meskipun bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kenaikan harga, subsidi tersebut juga memiliki dampak negatif, seperti pemborosan dan kesenjangan dalam distribusi.
4. Ketergantungan pada Harga Minyak Dunia: Harga minyak dunia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi geopolitik dan geografis. Fluktuasi harga minyak dunia dapat berdampak langsung pada harga dan distribusi bahan bakar di Indonesia.
5. Gangguan Distribusi: Ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah seringkali mengganggu distribusi minyak dunia, mempengaruhi ketersediaan dan harga bahan bakar di Indonesia.
“Melalui pemahaman yang lebih baik tentang dinamika dan tantangan dalam pengelolaan bahan bakar minyak, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia,” tandasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian