INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pada bulan September 2021 lalu, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Hal tersebut diikuti dengan laju laju inflasi tahun kalender (1,24 persen), dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,17 persen).
Adapun data tersebut berdasarkan acuan pada dua wilayah yakni Kota Palangka Raya dan Sampit. Dimana pada bulan September 2021 kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan Sampit mengalami inflasi sebesar 0,17 persen.
“Dari 90 kota pantauan IHK atau Indeks Harga Konsumen, Palangka Raya menempati peringkat ke-32 Kota yang mengalami inflasi dan Sampit menempati peringkat ke- 23 kota yang mengalami inflasi,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro dalam siaran live rilis resmi statistik pada Jumat, 1 Oktober 2021.
Dia menambahkan bahwa Inflasi di Palangka Raya (0,04 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,05 persen) dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,05 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,04 persen).
Sedangkan Inflasi di Sampit (0,17 persen) dipengaruhi oleh peningkatan kelompok pendidikan (2,20 persen), kelompok kesehatan (0,32 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,18 persen).
Sementara itu dampak kebijakan harga dan fluktuasi harga di pasar eceran selama September 2021, komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di Sampit.
“Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya (96,60) dan Sampit (98,06),” lanjut Eko.
Sementara itu, komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap perubahan nilai indeks harga di kedua kota dan menunjukkan arah berbeda, yaitu deflasi di Palangka Raya dan inflasi di Sampit.
Kemudian untuk indeks harga sebagian besar komoditas dan jasa di tingkat pedagang eceran relatif berfluktuasi di kedua kota dengan arah yang sama selama September 2021, yaitu Palangka Raya mengalami inflasi 0,04 persen dan Sampit inflasi 0,17 persen.
“Namun terdapat perbedaan ketajaman peningkatan pada grafik di kedua kota, Sampit mengalami perubahan grafik perkembangan harga lebih tajam dibandingkan dengan Palangka Raya,” tutur Eko.
Dari 12 kota pantauan IHK di wilayah Kalimantan, 4 kota mengalami deflasi dan 8 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 0,42 persen, diikuti oleh Tanjung Selor (0,39 persen). Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kotabaru (0,18 persen).
Indeks harga konsumen cukup tinggi terjadi di Sintang (111,59), diikuti Kotabaru (109,32) dan Tanjung (108,13). Sementara indeks harga konsumen di wilayah Kalteng berada di level moderat, sebagaimana terlihat di Palangka Raya (106,28) dan Sampit (107,09).
“Tanjung Selor pun masih menjadi kota yang memiliki indeks harga terendah di wilayah Kalimantan yaitu sebesar 103,63,” tutup Eko.