INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Warga Desa Kuluk Bali digemparkan panemuan mayat seorang pria yang nekat menghari hidup dengan cara gantung diri di pondok kosong milik Susan di pinggir jalan Lintas Soekarno-Hatta Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimatan Tengah.
Kejadian tersebut pada Jumat 19 April 2024 sekitar pukul 16.40 WIB. Korban diketahui bernama Sapri (27) berasal Desa Mulia Agung RT. 009 RW. 003, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Desa Manduing Taheta, Kecematan Pulau Malan.
Kapolres Katingan AKBP I Gede Putu Widyana melalui Kapolsek Tewangsangalang Garing dan Pulau Malan Ipda Didik Suhardianto menyampaikan dari keterangan saksi bernama Herminati bersama anaknya. Mereka tiba di pondok kosong yang tidak berpenghuni milik saudari mereka yang bernama Susan dengan maksud mau mencari sayur dan berjalan ke belakang pondok.
”Namun waktu sudah di belakang pondok tiba-tiba melihat ada orang yang dalam posisi gantung diri,” ungkapnya.
Setelah melihat korban tersebut, Herminati menelepon suaminya Mantikei untuk menyusul ke tempat tersebut. Setelah sampai di TKP, Mantikei menghubungi Kades Kuluk Bali.
Tidak berselang lama Kades bersama beberapa warga sekitar menyusul mendatangi TKP untuk memeriksa korban yang tergantung menggunakan tali warna biru diikat di kusen pintu pondok bagian belakang dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Anggota piket Polsek Mendatangi TKP untuk TPTKP selanjutnya saksi bersama warga mengevakuasi korban untuk dibawa ke rumah duka di Desa Manduing Taheta.
“Hasil pemeriksaan Nakes dari Puskesmas Buntut Bali yang memeriksa korban, dari hasil pemeriksaan tersebut tidak di temukan adanya tanda-tanda kekerasan,” ucapnya.
Kemudian dari pihak keluarga Korban tidak melaporkan peristiwa gantung diri tersebut ke jalur hukum Negara Republik Indonesia karena menerima peristiwa sebagai musibah. Pihak keluarga juga tidak mau korban untuk dilakukan Visum et-Repertum dan autopsi yang dinyatakan dengan surat pernyataan.
“Keluarga korban akan mengurus pemakaman secara adat dan agama yang dianut oleh korban,” pungkasnya.
Editor: Andrian