
INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Eks Lokalisasi Pal 12 Jalan Jenderal Sudirman KM 12 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah ditutup pada 2017 silam. Meurut keterangan dari Lurah Pasir Putih, Kecamatan MB Ketapang, sebelum ditutup ada 80 Kepala Keluarga yang menggantungkan nasibnya.
Namun kini, hanya tersisa kurang lebih sekitar 20 Kepala Keluarga yang masih bertahan menempati tempat tinggal mereka. Karena menurut Rudi bahwa mereka memang merupakan warga setempat.
Penutupan lokalisasi itu ternyata juga berdampak pada ekonomi warga setempat. Sehingga mereka kehilangan mata pencaharian. Rudi menyebut bahwa kini warga yang tersisa berangsur beralih pekerjaan.
“Saat ini ada sejumlah warga dibawah binaan kelurahan dan Dinas Pertanian yang membentuk kelompok tani. Sehingga mereka memiliki pekerjaan yang produktif dan jauh dari kesan negatif seperti dulu,” kata Rudi
Dirinya menceritakan bahwa sudah ada dua kelompok tani yang terbentuk dengan luas lahan lebih dari lima hektare. Lokasinya tepat berada di lingkungan eks lokalisasi itu, yaitu di RT 08 RW 03.
Kelompok tani itu bernama Margo Mulyo dan Yoyo Pahari yang kini memiliki lahan produktif pertanian. Masing-masing dari kelompok tami memiliki kurang lebih 20 anggota aktif. Sehingga mereka mampu menghasilkan hasil pertanian puluhan ton setiap bulannya.
“Di lahan ini kami menanam cabai, timun, tomat, kacang panjang dan buah melon. Semuanya subur dan kita menyuplai ke pasar di Sampit,” kata Wawan ketua Kelompok Tani Margo Mulyo, Selasa, 11 Januari 2022
Menurut Wawan setelah ditutupnya eks lokalisasi pada 2017 lalu, ia bersama teman-temannya yang juga warga setempat berurunan dengan dana seadanya menggarap lahan dan membuat kelompok tani. Hal itu mereka siasati untuk menanggung perekonomian keluarga.
Sebelumnya, mereka adalah warga yang menikmati dampak ekonomi dari kegiatan prostitusi. Namun kini mereka berubah haluan dengan melakukan pekerjaan produktif yang tidak terlarang.
Meski demikian, masih ada sejumlah warga setempat yang belum memiliki pekerjaan. Serta mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat.
Editor: Andrian