INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Sepnita mengatakan Kotim mendapat alokasi bantuan benih jagung untuk tanam seluas 390 hektare (ha) dari Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka memenuhi ketersediaan pangan dalam negeri.
Ia menjelaskan, bantuan dari Kementan berupa benih jagung untuk lahan seluas 390 ha itu dibagi untuk beberapa kecamatan, yakni Antang Kalang, Parenggean, Mentaya Hulu, Cempaga Hulu, Baamang, Seranau, Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hilir Selatan dan Mentaya Hilir Utara.
“Alhamdulillah, tahun ini Kotim mendapat bantuan dari pemerintah pusat berupa perluasan area tanam jagung,” ungkap. Sepnita. Sabtu 18 Mei 2024.
Sejalan dengan bantuan tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah turut memberikan bantuan pupuk untuk pertanian jagung. Pemkab Kotim menyiapkan bantuan herbisida sebanyak 780 liter untuk lahan 390 ha.
“Jadi benihnya dari APBN dan pupuknya dari APBD provinsi, melihat itu kami pun secara khusus menggeser beberapa kegiatan untuk mendukung kegiatan ini, berupa pengadaan herbisida,” imbuhnya.
Sepnita berharap dengan kolaborasi dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten maka hasil yang didapatkan bisa maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sebelumnya, ia juga menyampaikan bahwa Kotim menerima sejumlah bantuan di bidang pertanian, yakni bantuan optimasi lahan seluas 4.000 ha lebih dan pompanisasi sekitar 3.000 ha.
Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif.
Sementara, Pompanisasi adalah program yang sedang digalakkan oleh Kementan. Program ini bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan Perluasan Areal Tanam (PAT).
Kotim juga mendapat bantuan padi gogo dengan target 3.900 ha, namun yang bisa dipenuhi hingga Maret 2024 baru 126 ha. Karena sebelumnya program padi gogo lebih ditekankan sebagai tanaman sisipan di sela tanaman perkebunan.
“Sebelumnya padi gogo ini hanya sebagai tanaman sisipan di sela tanaman perkebunan, tetapi sekarang berkembang dan boleh saja di luar tanaman perkebunan yang penting padi gogo. Untuk itu kami akan berupaya agar bantuan dari pusat bisa dioptimalkan,” kata Sepnita.
(Jimy)