INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pada bulan Juli 2021 lalu, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Hal tersebut diikuti dengan laju inflasi tahun kalender (1,31 persen), dan tingkat inflasi tahun ke tahun (1,41 persen).
Adapun data tersebut berdasarkan acuan pada dua wilayah yakni Kota Palangka Raya dan Sampit. Dimana pada bulan Juli 2021 kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dan Sampit mengalami inflasi sebesar 0,01 persen.
“Dari 90 kota pantauan IHK atau Indeks Harga Konsumen, Palangka Raya menempati peringkat ke-37 Kota yang mengalami inflasi dan Sampit menempati peringkat ke- 61 kota Inflasi,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro dalam siaran live rilis resmi statistik, Senin 2 Agustus 2021.
Dia menambahkan bahwa inflasi di Palangka Raya (0,12 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,27 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,25 persen), serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,24 persen).
Sedangkan Inflasi di Sampit (0,01 persen) dipengaruhi oleh peningkatan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,49 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,20 persen), serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,09 persen).
Sementara itu dampak kebijakan harga dan fluktuasi harga di pasar eceran selama Juli 2021, komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di
Sampit.
“Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya (96,67) dan Sampit (98,05),” lanjut Eko.
Sementara itu, komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap perubahan
nilai indeks harga di kedua kota, walaupun arahnya berbeda, yaitu inflasi di Palangka Raya (0,02 persen) dan deflasi di Sampit (0,06 persen).
Kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau masih mendominasi peningkatan indeks harga di kedua kota, terutama komoditas cabai rawit yang memberikan andil cukup besar penyebab
terjadinya inflasi.
Namun, terdapat pula komoditas rokok kretek filter yang memberikan andil inflasi
baik di Palangka Raya (0,04 persen) maupun Sampit (0,03 persen). Komoditas minyak goreng juga menjadi penyumbang kenaikan indeks harga di kedua kota.
Sementara penurunan harga semangka,
daging ayam ras, emas perhiasan, telur ayam ras dan ketimun menjadi instrumen reduktif terhadap kenaikan indeks harga secara umum di kedua kota.
“Tarif angkutan udara pun masih berpengaruh signifikan terhadap perubahan indeks harga di Palangka Raya dan Sampit selama Juli 2021,” ucap Eko.