Oleh: Irpan Jurayz – Mahasiswa
Kita pasti pernah, dalam keadaan sunyi tanpa ada yang dikerjakan lalu kita merenung dan memikirkan sesuatu. Contoh besok aku ketemu siapa, besok mau makan apa, besok jalan sama siapa, besok akan terjadi apa, dan rasa ingin tau besok kita ngapain. Dan itulah adalah hal yang mungkin wajar.
Bukan hanya itu, kita juga sering memikirkan hal yang sudah terjadi, mengapa dulu seperti ini, terus mengapa aku kemaren gak gini aja ya. Hal ini terjadi mungkin karena ada yang kurang atau ada yang disesali. Hal itu dapat kita temui di saat sunyi dan sendiri.
Yah begitulah waktu, waktu adalah hal yang sangat berharga, nikmat dan karunia tuhan yang diberikan kepada setiap manusia. Waktu adalah sebuah misteri kehidupan yang mana apabila sudah terjadi tidak akan dapat dikembalikan lagi, apa bila memikirkan sesuatu yang akan terjadi ya harap bersabar dulu.
Terjebak Suasana
Pernah liat berita pemuda menaiki menara pemancar karena patah hati, pernah liat pemuda berdiri di pinggir jembatan karena pahitnya hidup ini, tentu pernah kan. Kita kadang heran kenapa bisa terjadi hal yang demikian. Pernahkah juga menggantungkan diri akibat skripsi yang belum kunjung selesai. Kenapa masih ada yang berpikir macam itu. Padahal kita tau hidup itu bukan perihal kini atau kamaren, tapi nanti.
Mungkin hal yang demikian terjadi karena mereka terjebak suasana yang membingungkan bahkan menyakitkan. Tetapi perlu kita ketahui, semua itu bukan berarti tanpa jalan keluar. Mungkin angka kematian karena masalah-malalah tersebut bisa berkurang bahkan tidak ada lagi, kalau misalkan kita bersabar dan berpikir jangka panjang.
Bunuh diri karena putus cinta itu bukan sesuatu yang membuat orang prihatin, tapi malah heran dan mempertanyakan alasannya. Bunuh diri akibat mirisnya keadaan membuat kita berpikir seakan tidak jalan keluar dan mengakhiri hidup sebagai penyelesaian. Padahal di dalam agama mana pun melarangnya.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisa’: 29).
Bukannya menyelesaikan masalah malah mempertambah masalah. Kenapa demikian?, ya orang yang di sekitar contohnya, orang tuamu bakal merasa sedih, kerabat-kerabatmu merasa kehilangan, bahkan di dunia yang kekal pun kita akan mendapatkan balasannya.
Sabar dan berusaha
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S al-Insyirah 5-6).
Dalam hal ini Allah menjanjikan di setiap kesulitan ada kemudahan, tinggal apa lagi? Tinggal kita yang bersabar dan berusaha untuk keluar dari setiap permasalahan yang ada.
Karena di setiap permasalahan kalau kita hanya berdiam diri, kita tidak akan keluar dari lingkaran tersebut . Bahkan kita akan terus-terusan terjebak dalam suasana demikian.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.S Ar-ra’d ayat 11),
Keluar dari keadaan terpuruk itu merupakan keinginan kita, hanya waktulah yang bisa menjawabnya tugas kita hanya berusaha hasilnya kita hanya bisa menyerahkannya kepada yang maha kuasa.