INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pada abad ke-21 perkembangan teknologi informasi di dunia terus berkembang secara massif. Digitalisasi merupakan salah satu bagian dari adaptasi teknologi yang sebelumnya bersifat analog menjadi suatu sistem digital.
Sementara itu, dilihat dari skala yang lebih besar berdasarakan data Hootsuit dan We Are Social mengatakan dari hasil survei pada Januari 2020 sebanyak 59 persen penduduk dunia sudah dapat mengakses internet.
Hootsuit memperkirakan internet sudah dapat diakses oleh 64 persen warga Indonesia atau sekitar 175,4 juta jiwa. Sedangkan data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) penetrasi pengguna internet di Indonesia sudah dapat diakses oleh 196,7 juta jiwa pada kuartal kedua 2020.
Tingginya jumlah pengakses digital berdampak pada semakin tingginya pengguna layanan digital dan perubahan gaya hidup masyarakat. Terkait hal itu, ada beberapa keseimbangan hidup yang harus dimiliki generasi di tengah perubahan digitalisasi.
“Dari tradisi ke modernisasi tetap harus memahami dan menguasai tradisi tapi mampu menyesuaikan hidup di era modern. Lalu antara melihat sejarah dan masa kini memiliki visi jauh ke depan, memahami konteks kekinian, tapi tidak melupakan sejarah,” ucap kalangan milenial Kalimantan Tengah (Kalteng), Ahmada pada Senin, 20 September 2021.
Di tengah globalisasi saat ini masyarakat khususnya generasi milenial perlu berpikir global namun tetap berkearifan lokal. Tapi berpikir menyeluruh, melakukan hal-hal kecil yang berdampak pada global dan tetap bisa beradaptasi dari cara konvensional atau tradisional menuju digital agar tidak tertinggal zaman.
“Dimana semua persoalan bangsa ini amat kompleks, ibarat puzzle setiap pemuda atau komunitas seharusnya hadir menjadi satu keping solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi negeri ini,” ucap pria yang juga merupakan Komisioner KPID Provinsi Kalteng tersebut.
Sementara itu masih berkaitan dengan digitalisasi dan globalisasi, secara Nasional program Literasi Digital di 34 Provinsi dimana memliki 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Oleh karenanya, keberadaan generasi milenial diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari upaya untuk memaksimalkan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), melalui digitalisasi ditengah globalisasi yang terjadi saat ini.
Meskipun demikian, generasi milenial tentunya diharapkan mampu menjaga eksistensi kearifan lokal. Karena kearifan lokal tentunya mempunyai nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.