
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Persiapan Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (POPPROV) Kalimantan Tengah 2024 oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kotawaringin Barat, muncul polemik antara kepentingan pendidikan dan kebutuhan latihan intensif atlet muda.
Para orang tua atlet meminta agar kegiatan latihan tidak mengganggu proses belajar anak-anak mereka, sementara tokoh masyarakat H. Musa mendesak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk mencari solusi agar kedua kepentingan tersebut dapat diakomodasi dengan baik.
Persiapan POPPROV yang berlangsung intensif mengharuskan para atlet untuk mengikuti Training Camp (TC) dengan jadwal yang cukup padat. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan fisik para atlet agar dapat berprestasi maksimal dalam ajang kompetisi bergengsi tersebut. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran dari para orang tua yang khawatir bahwa pendidikan anak-anak mereka akan terabaikan.
“Anak saya harus membagi waktu antara sekolah dan latihan yang cukup melelahkan. Kami khawatir hal ini akan berdampak pada prestasi akademis mereka. Pendidikan adalah yang utama, dan kami berharap ada kebijakan yang dapat menyeimbangkan antara latihan dan belajar.” ungkap Seorang orang tua yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kekhawatiran ini diamini oleh beberapa orang tua lainnya yang juga berharap agar pihak sekolah dan pelatih dapat berkoordinasi dengan baik dalam mengatur jadwal latihan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Mereka menyarankan agar latihan dilakukan di luar jam sekolah atau pada waktu-waktu yang tidak bertepatan dengan jam belajar.
Merespon kekhawatiran tersebut, H. Musa, seorang tokoh masyarakat yang dikenal peduli terhadap perkembangan olahraga dan pendidikan di daerah tersebut, mengajukan usulan agar Dispora dapat berperan aktif dalam menjembatani kepentingan kedua pihak.
“Saya memahami pentingnya persiapan atlet untuk kompetisi, namun pendidikan tidak boleh diabaikan. Saya berharap Dispora bisa mengatur jadwal yang fleksibel dan mencari solusi yang terbaik agar para atlet muda tetap bisa fokus pada pendidikan mereka tanpa mengurangi kualitas latihan,” ujarnya.
H. Musa juga menyarankan agar dibuatkan program khusus yang memungkinkan para atlet untuk mendapatkan bantuan belajar tambahan jika diperlukan.
“Dispora bisa bekerja sama dengan pihak sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk memberikan bimbingan belajar tambahan bagi para atlet. Dengan begitu, mereka bisa mengejar ketertinggalan pelajaran dan tetap berprestasi di bidang akademik maupun olahraga,” tambahnya.
Menanggapi usulan tersebut, Kepala Dispora diwakili Kabid Olahraga Roni, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mencari solusi terbaik.
“Makanya hari ini, Kamis (23/5), Kami mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah, pelatih, dan orang tua untuk membahas masalah ini. Tujuan kami adalah memastikan para atlet dapat berlatih dengan baik tanpa harus mengorbankan pendidikan mereka,” kata Roni.
Roni juga menegaskan bahwa Dispora akan berupaya akan meminta IPSI Kobar membuat jadwal latihan yang lebih fleksibel dan mempertimbangkan masukan dari semua pihak yang terlibat.
“Kami memahami bahwa keseimbangan antara pendidikan dan olahraga sangat penting. Oleh karena itu, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya,” tambahnya.
Sementara salah satu pengurus IPSI Kobar, Rohman, menyebutkan bahwa saat ini pihaknya dan pengurus yang lain punya target agar IPSI meraih prestasi juara umum dan ini ditargetkan, makanya kami gelar TC walaupun anggaran kami minim, dengan adanya pertemuan ini kami berupaya mencari jalan keluar agar pihak orang tua dan IPSI bisa sinkron.
“Kami juga berterima kasih kepada Dispora Kobar yang memfasilitasi pertemuan ini, semoga dari pertemuan ini mendapatkan hasil yang lebih baik lagi,” singkat Rohman.
Polemik ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan kerjasama antara berbagai pihak untuk mencapai solusi yang terbaik.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit