INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Provinsi Kalteng) melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menggelar Pelatihan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Provinsi Kalimantan Tengah, bertempat di Aquarius Boutique Hotel Palangka Raya, Selasa (8/8/2023). Peserta pelatihan terdiri dari sejumlah Dokter dan Perawat dan Pengelola Program Penyakit Tidak Menular dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se Kalteng.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul dalam arahannya mengatakan bahwa meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi.
“Kasus PTM memang tidak ditularkan, namun mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif. Berdasarkan data WHO tahun 2018, sekitar 71% penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya,” bebernya.
Suyuti menjelaskan, Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. “Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko, yang meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok serta alcohol,” ujarnya.
Lebih lanjut dipaparkan, untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit Tidak Menular tersebut di atas, pemerintah telah melakukan berbagai upaya kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Yakni melalui program unggulan seperti CERDIK (Kegiatan Posbindu PTM di sekolah, tempat kerja, jemaah haji, lapas/rutan, dll), pelayanan PTM Terpadu (PANDU) di FKTP (Hipertensi-DM terpadu, IVA-IMS-KB terintegrasi, TB-DM terintegrasi dan pendekatan praktis Penyakit Paru), pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak, upaya berhenti merokok dan surveilans faktor risiko PTM.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memasukkan beberapa indikator peningkatan pengendalian PTM seperti prevalensi tekanan darah tinggi, prevalensi obesitas penduduk 18 tahun ke atas, persentase merokok penduduk usia ≤ 18 tahun dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
“Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian PTM di Indonesia diperlukan pengelolaan yang baik, salah satunya melalui Pelatihan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PANDU PTM) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), bagi dokter dan pengelola PTM Puskesmas. “Saya berharap Pelatihan PANDU PTM di FKTP ini dapat berjalan dengan baik, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian PTM dapat terwujud,” tutup Suyuti.