INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Penelitian untuk menilai kelayakan usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dilakukan oleh PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun. Dengan melihat kondisi permintaan dan persaingan bisnis AMDK di Kabupaten Kotawaringin Barat, diharapkan usaha ini mendapatkan perhatian dari konsumen.
Pendirian usaha AMDK merupakan upaya PDAM menambah pendapatan perusahaan sekaligus memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.
Sementara dalam jangka panjang, PDAM Tirta Arut ingin menangkap peluang bisnis yang potensial seiring dengan permintaan AMDK yang terus meningkat.
“Melihat peluang tersebut, PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun melakukan kajian kelayakan usaha AMDK untuk mendapatkan informasi bagi investasi yang sudah dilakukan,” kata Direktur PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun Sapriansyah, Senin (23/1/2023).
Menurutnya, kelayakan usaha ini akan memberikan masukan dan juga sebagai acuan bagi pengembangan koorporasi yang ditinjau dari semua aspek, usaha AMDK ini layak untuk dikembangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan pendirian usaha air minum dalam kemasan dilihat dari aspek permodalan, aspek finasial, aspek pasar dan pemasaran.
Alat Analisis untuk menilai kelayakan usaha AMDK menggunakan analisis finansial untuk menghitung nilai sekarang Neto (Net Present Value), Benefit Cost Ratio (BCR) dan tingkat pengembalian (Internal Rate of Return/IRR) dan lama waktu pengembalian (Pay back Periode). Analisis variabel demografi menggunakan survei untuk membuat estimasi/perkiraan permintaan.
Hasil kajian menunjukkan bahwa investasi AMDK layak dilakukan dengan melihat hasil analisis Payback periode selama 4 tahun 8 bulan dengan NPV bernilai positif, Nilai IRR sebesar 11%.
Maka, menurut Direktur PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun, Sapriansyah, di bulan Januari 2023 PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun meluncurkan Air Minum dalam Kemasan (AMDK) yang diberi nama Banyu Kinum dan diresmikan oleh PJ Bupati Kobar Anang Dirjo.
“Untuk memberikan layanan menggunakan air minum kita kolaborasi kepada semua pihak dan kita juga akan dibina diawasi oleh dewan pengawas,” kata Sapriansyah.
“Kita juga tidak akan memberatkan kepada pemerintah daerah, apapun yang kita lakukan kita sanggup untuk mandiri, untuk proses distribusi air minum kemasan akan ditangani sendiri,” sambungnya.
Saat ini, jelas Sapriansyah ada sebanyak 27.000 pelanggan yang harus diberikan pelayanan menggunakan air minum, masyarakat cukup memberikan kartu pelanggan dan langsung diberikan harga murah.
“Kedepannya baru kita cari pasar, dan apa yang disampaikan oleh PJ Bupati saat launching bahwa kalau bisa setiap toko akan kita distribusikan,” ucap Sapriansyah.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian