INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Ketua Sementara DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Rinie Anderson meminta Mahasiswa Kotim yang menempati asrama mahasiswa yang disediakan oleh pemerintah daerah bisa lulus kuliah tepat waktu.
Alasan Rinie menyampaikan ini, mengigat dayang tampung asrama yang terbatas, sementara jumlah mahasiswa setiap tahun terus bertambah dan mereka memenuhi syarat untuk menempati asrama terpaksa harus bayar kos.
Hal ini disampaikan Rinie saat melakukan audiensi dengan sejumlah perwakilan di Ikatan Mahasiswa Kotim yang mengeluhkan terkait Beasiswa Gerbang Mentaya dan Kondisi Asrama Mahasiswa Kotim di Palangka Raya yang kapasitasnya tidak maksimal.
“Yang menempati asrama kan karena mahasiswa abadi (yang belum jelas lulus atau tidak), jadi keenakan menempati asrama,” jelas Rinie usai audiensi dengan di Ruang Rapat DPRD Kotim, Senin 7 Oktober 2024.
Rinie juga menyampaikan kepada mahasiswa. Jangan sebentar-bentar menyalahkan pemerintah daerah. Fasilitas yang disediahkan juga harus dimanfaatkan dengan baik dengan membuktikan dengan prestasi dan lulus tepat waktu.
“Mahasiswa juga harus tau diri karena ada batasan untuk menempati asrama sampai semester berapa ? dan yang diutamakan bagi yang tidak mampu gitu,” tegasnya.
Sementara dalam kesempatan itu, perwakilan Ikatan Mahasiswa Kotim Agung Setiawan mengeluhkan terkait kondisi asrama mahasiswa yang memiliki daya tampung yang tidak maksimal dan aturan Beasiswa Gerbang Mentaya yang berubah-ubah.
“Kondisi asrama saat ini kan, ada beberapa asrama yang belum 100 persen layak dihuni dan belum maksimal. Dari 4 asrama daya tampung asrama itu sekitar 70 -80 orang sementara total mahasiswa Kotim di Palangka Raya sekitar 1300 orang,” jelas Agung.
Salah satu asrama yang menjadi perhatian adalah Asrama Raden Saleh, yang memiliki 50 pintu, namun saat ini hanya 12 pintu yang bisa digunakan.
Agung juga mengungkapkan bahwa renovasi yang sempat dilakukan di salah satu asrama, saat ini terhenti tanpa kejelasan kapan akan dilanjutkan.
“Renovasi Asrama 3 yang sudah dimulai beberapa waktu lalu mandek, dan teman-teman mahasiswa diminta untuk tinggal di kost sementara menunggu renovasi selesai. Namun hingga kini, kami belum melihat progres yang jelas,” lanjutnya.
Selain fasilitas asrama, Ikatan Mahasiswa Kotim juga mempertanyakan beasiswa Gerbang Mentaya dari Pemkab Kotim. Beasiswa tersebut banyak diterima mahasiswa di luar Kotim.
“Kami ingin mempertanyakan bagaimana prosedur terkait beasiswa gerbang mentaya ini. Karena yang semestinya untuk anak-anak Kotim diterima mahasiswa luar daerah,” pungkasnya.