INTIMNEWS.COM, MELAWI – Isolasi mandiri menjadi pilihan pemerintah bagi pasien terkonfirmasi positif COVID-19, untuk proses penyembuhan. Seperti yang dialami Seorang Jurnalis di Kabupaten Melawi, Bagus Afrizal bersama Istrinya.
Bagus dan Istrinya sedang menjalani isolasi mandiri setelah keluar hasil Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) pada tanggal 1 Juni 2021 dan istrinya 3 Juni 2021. Keduanya melakukan Test Swab nya bersamaan pada tanggal 28 Mei 2021.
Bagus membagikan ceritanya yang lagi menjalani isolasi mandiri dirumahnya melalui via grup WhatsApp. Dia mengaku belum pernah dipantau oleh petugas Satgas Covid-19.Kamis,(3/6).
“Terkait Isolasi Mandiri dirumah yang kami jalani sekarang inipun, masih belum ada SOP yang jelas, kami hanya mendapatkan pesan dari pihak Puskesmas, menanyakan kondisi terkini, itupun baru pada hari rabu 2 juni kemarin, tanpa ada pemeriksaan fisik langsung layaknya proses pengobatan, seperti Cek Tensi Darah, Diabetes, Kolesterol dan lain-lain, hanya ditanya via WhatsApp. Kemudian dikirimkan obat dan vitamin,” ujarnya.
“Bahkan saya disuruh beli Oximeter sendiri degan harga 150 ribu dipasaran oleh staf Puskesmas untuk mengetes sendiri saturasinya yang dijepitkan pada ujung telunjuk dan menyampaikan hasilnya via WhatsApp juga ke Staf Puskesmas tadi,” imbuhnya.
Bentuk kepedulian terhadap saudara satu profesi, para Wartawan Melawi memberikan sumbangan sukarela, dimana uang tersebut lah untuk memenuhi permintaan staf Puskesmas untuk membeli Oximeter dan sisanya untuk keperluan Bagus selama masa Isolasi mandiri.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi, dr. Ahmad Jawahir saat dikonfirmasi diruang kerjanya menyampaikan bahwa untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri hanya diberikan obat-obatan dan tidak dilakukan pemeriksaan dirumah.
“Sesuai SOP Pasien Covid-19 yang secara isolasi mandiri ini kita berikan obat-obatan dan tidak bergejala kita berikan Vitamin dan untuk isolasi mandiri memang tidak dilakukan pemeriksaan dirumah,” ujarnya, Jum’at (4/6)
“Dalam petunjuk SOPnya Pengawasan hanya Via Telepon, nanti kalau ada gejala segera hubungi pihak Pukesmas. Maka nomor handphone pasien sangat penting,” tutupnya.(Syarif)