INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Membicarakan pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun memang tidak ada habisnya. Kreativitas serta ketekunan petugas dalam membuat program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadi mandiri.
Menjadikan Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun memiliki berbagai kegiatan pembinaan kemandirian yang akan melatih dan memberikan skill/keterampilan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Tepat pada hari Rabu, (04/01/2023), Kebun Hidroponik Kampung Sarana Edukasi dan Asimilasi (SAE) Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun melaksanakan panen sayur selada hasil budiaya Hidroponik dengan kualitas super.
Panen Sayur selada hasil budiaya hidroponik kali ini dilakukan langsung Kepala lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pangkalan Bun, Doni Handriansyah, didampingi Kepala seksi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja Peni Hadi sutrisno dan Kepala Subseksi Kegiatan Kerja (Hamli) beserta pejabat struktural lainnya,
“Saya sangat mengapresiasi atas usaha dan kerja keras petugas dan warga binaan dalam pembudidayaan sayuran hidroponik ini,” kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pangkalan Bun, Doni Handriansyah.
Taman hidroponik tersebut berdiri sejak tahun 2021. Doni menyebutkan, selain sebagai contoh budidaya sayuran di dalam Lapas Pangkalan Bun, taman hidroponik juga membawa dampak positif kepada warga binaan.
Lanjut Doni, sebagai wadah untuk belajar dan memperkaya ilmu untuk mereka gunakan jika ingin membuat kebun hidroponik sendiri ketika bebas nanti, ujarnya.
Doni mengatakan, permintaan sayuran Lapas Pangkalan Bun juga cukup banyak, selain pegawai Lapas sendiri, juga dari masyarakat umum yang rutin memesan.
“Sebelumnya mereka harus memesan sayuran dari luar daerah, dan kini kita telah memproduksinya dengan sistem hidroponik,” ujarnya.
Kalapas Doni berharap, kegiatan ini merupakan langkah positif yang dapat memberikan dukungan agar warga binaan pemasyarakatan (WBP) semakin semangat berkarya, meningkatkan produk, meningkatkan kualitas produk. Ia berharap pembinaan di Lapas Pangkalan Bun ini terus berkelanjutan dan semakin berkembang sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Sementara itu Kasubsi Giatja, Hamli mengatakan, dari penyemaian hingga panen ini memakan waktu 35 hari. “Hari ini usaha mereka membuahkan hasil, berupa panen selada,” ungkapnya.
Lanjut Hamli, pihaknya memiliki media tanam hidroponik sebanyak 6 buah, masa panen ini akan dilakukan bertahap dengan selisih satu minggu setiap media tanamnya.
“Dalam setiap media tanam, hasil yang akan dipanen berjumlah 150 batang, dengan menggunakan bibit yang bagus hasilnya yang akan dipanen pun memiliki kualitas yang bagus dan besar,” tutupnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian