INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pamflet atau selebaran peringatan Hari Pendidikan Internasional dari Mitra Suzuki Kalimantan Selatan & Tengah dinilai kurang etis dalam penggambaran visualisasinya.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Cabang Palangka Raya, Andrian Fatkhurrohman.
“Tadi saya ada lihat story di Instagram milik Mitra Suzuki Kalimantan Selatan & Tengah, mereka membuat ucapan peringatan Hari Pendidikan Internasional yang jatuh pada hari ini, saya rasa itu ga pas lah, masa penggambarannya seperti itu,” ujarnya, Senin 24 Januari 2022.
Dalam pamflet tersebut, visualisasi tumpukan buku ditempatkan di bawah mobil. “Ini kan mobilnya seperti melindas tumpukan buku begitu, saya kurang tau maknanya gimana, sebenarnya bisa aja kan diletakkan di sampingnya begitu atau bukunya yang diangkut mobil,” terangnya.
Andrian mengaku meski ini hanya pamflet, namun bisa menimbulkan berbagai macam persepsi di masyarakat, khususnya mereka yang bergerak di bidang pendidikan.
“Saya mengapresiasi sikap Mitra Suzuki yang memperingati Hari Pendidikan Internasional ini, cuma ya ga pas saja lah kalau tampilannya begitu, apalagi mungkin memang di Kalteng ini tingkat literasinya masih agak ketinggalan dengan beberapa daerah di luar, jadi harusnya ya jangan begitu penggambarannya,” tuturnya.
Jika dilihat di indeks tingkat literasi provinsi-provinsi di Indonesia menggunakan data 2019 saja, Kalimantan Tengah ada di urutan ke 22 dalam hal literasi. Sementara untuk kondisi pendidikan di Kalteng, memang saat ini pemerintah juga terus berupaya untuk membenahi seluruh kebutuhan dan fasilitas pendidikan di seluruh daerah.
“Di peringatan Hari Pendidikan Internasional ini lebih eloknya kalau kita sama-sama menggelorakan juga semangat literasi untuk masyarakat Kalteng, terutama pemuda dan mahasiswanya, ataupun para pelajar yang ada, itu bisa tercermin dengan pamflet yang juga memberikan semangat bagi semuanya,” kata Andrian.
Ketika berita ini diterbitkan, diketahui story di instagram tersebut sudah tidak ada lagi.
Editor: Andrian