INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Proyek pembangunan Jembatan Mentaya, yang menghubungkan Kota Sampit dengan Seranau, mengalami kendala besar terkait anggaran yang diperlukan.
Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor mengatakan untuk merealisasikan proyek, diperlukan dana yang sangat besar.
“Jika kita membangun jembatan ini dengan menggunakan anggaran APBD, itu tidak akan mampu,” kata Halikinnor, Sabtu 7 Desember 2024.
Awal perencanaan proyek ini dimulai pada tahun 2013 dengan pengajuan Detailed Engineering Design (DID) dan Feasibility Study (FS), yang saat itu sudah memerlukan anggaran lebih dari Rp800 miliar.
Jika pembangunan Jembatan Mentaya dilanjutkan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini, diperkirakan biaya yang dibutuhkan akan melonjak hingga Rp1,6 triliun.
Pemerintah pusat biasanya akan melihat apakah proyek tersebut dapat menjadi sentra produksi atau sumber pendapatan negara. Hal ini penting agar investasi yang dilakukan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.
Jembatan Mentaya, yang akan menghubungkan Sampit dengan Seranau, menjadi penghubung penting di wilayah tersebut. Namun, Halikinnor menjelaskan bahwa tidak ada kawasan produktif signifikan di sekitar jembatan yang dapat mendukung potensi pendapatan negara, sehingga pembangunan jembatan ini belum bisa diprioritaskan oleh pemerintah pusat.
“Kalau ini kan hanya untuk penghubung Sampit ke Seranau menyeberang sungai Mentaya. Kecuali di sana ada kawasan produktif yang menjadi sumber pendapatan negara karena membangun itu memperhatikan hal- hal tersebut ada FS dan DID, jadi tidak asal bangun,” pungkasnya.