INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pada bulan Agustus lalu, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami deflasi sebesar 0,15 persen. Hal tersebut diikuti dengan laju inflasi tahun kalender (1,16 persen), dan tingkat inflasi tahun ke tahun (1,78 persen).
Adapun data tersebut berdasarkan acuan pada dua wilayah yakni Kota Palangka Raya dan Sampit. Dimana pada bulan Agustus 2021 kota Palangka Raya mengalami deflasi sebesar 0,14 persen dan Sampit mengalami deflasi sebesae 0,18 persen.
“Dari 90 kota pantauan IHK atau Indeks Harga Konsumen, Palangka Raya menempati peringkat ke-35 Kota yang mengalami deflasi dan Sampit menempati peringkat ke- 29 kota yang mengalami deflasi,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro dalam siaran live rilis resmi statistik pada Rabu, 1 September 2021.
Dia menambahkan bahwa deflasi di Palangka Raya (0,14 persen) dipengaruhi oleh penurunan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,51 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,09 persen), serta kelompok transportasi (0,04 persen).
Sedangkan deflasi di Sampit (0,18 persen) dipengaruhi oleh penurunan kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,66 persen), kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,13 persen), serta kelompok transportasi (0,10).
Sementara itu dampak kebijakan harga dan fluktuasi harga di pasar eceran selama Agustus 2021 Selama Agustus 2021, komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di
Sampit.
“Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya (96,57) dan Sampit (98,05),” lanjut Eko.
Adapun komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap perubahan
nilai indeks harga di kedua kota dan menunjukkan arah deflasi yang sama, yaitu Palangka Raya sebesar 0,15 persen dan Sampit sebesar 0,26 persen.
Kemudian Indeks harga sebagian besar komoditas dan jasa di tingkat pedagang eceran relatif berfluktuasi di kedua kota dengan arah yang sama selama Agustus 2021, yaitu Palangka Raya mengalami deflasi 0,14 persen dan Sampit deflasi 0,18 persen.
“Namun terdapat perbedaan ketajaman penurunan grafik di kedua kota, Sampit mengalami perubahan grafik perkembangan harga lebih landai dibandingkan dengan Palangka Raya,” ucap Eko.
Berdasarkan data Dari 12 kota pantauan IHK di wilayah Kalimantan, 4 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 0,32 persen, diikuti oleh Singkawang
(0,18 persen).
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor (0,41 persen). Indeks harga konsumen cukup tinggi terjadi di Sintang (111,31), diikuti Kotabaru (109,52) dan Tanjung (108,17). Sementara indeks harga konsumen di wilayah Kalimantan Tengah berada di level moderat, sebagaimana terlihat di Palangka Raya (106,24) dan Sampit (106,91).
“Tanjung Selor pun masih menjadi kota yang memiliki indeks harga terendah di wilayah Kalimantan yaitu sebesar 103,23,” tutup Eko.