INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang memiliki peran penting dalam aktivitas perekonomian di kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah. Ternyata mampu meningkatkan perekonomian dan bisa menambah pendapatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Kepala DPMD Kobar Yudhi Hudaya, bahwa Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat, masuk peringkat tiga besar pengekspor Crude Palm Oil (Oil) di Indonesia, berdasarkan catatan Kementrian Pertanian RI pada tahun 2021 lalu.
“Dengan luasan kebun yang terbilang cukup besar, pemanfaatan limbah batang sawit yang masuk tahap peremajaaan menjadi potensi usaha yang menjanjikan, salah satunya industri pengolahan gula merah dari nira sawit,” kata Yudhi Hudaya, Senin (30/5/2022).
Lanjut Yudhi Hudaya, saat ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kotawaringin Barat (Kobar) terus mendorong agar pemerintah desa melalui Bumdes melirik pemanfaatan limbah tersebut sebagai usaha yang berkelanjutan bagi masyarakat perdesaan.
“Beberapa waktu lalu kami bersama pemerintah desa se-Kobar melakukan kaji tiru ke kabupaten Pesawaran, Lampung. Padahal disana lahannya kecil kalo dibandingkan dengan kita yang ada di Kobar, tapi hasil pemanfataan nira sawit yang diolah jadi gula merah bisa sampai ratusan juta,” kata Yudhi Hudaya.
Yudhi menjelaskan, limbah sawit yang bisa dimanfaatkan tidak hanya berasal dari batang pohon sawit hasil replanting, tetapi bisa juga memanfaatkan batang sawit yang tidak produktif. Potensi satu bang sawit bisa mencapai puluhan liter nira.
“Ini bisa dimanfaatkan oleh bumdes kerja sama dengan perusahaan atau petani yang sawit sudah masuk tahap peremajaan. Tapi bisa juga memanfaatkan sawit yang ditebang karena kurang produktif. Waktu di sana (Pesawaran) kami melihat langsung cara pengambilan nira dan pengolahannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, pasokan nira dari tanaman aren sebagai bahan baku gula merah di Kobar saat ini masih terbatas, sehingga pemanfaatan nira dari sawit menjadi pilihan bagi pelaku usahanya.
“Setelah kami coba rasa gula merah dari sawit sama kayak gula merah aren. Rasa air niranya pun hampir sama. Apalagi kebutuhan gula merah kita masih terbatas, ini bisa dimanfaatkan,” pungkas Yudhi.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian