INTIMNEWS, PANGKALAN BUN – Truk bermuatan tandan buah segar kelapa sawit yang melintas beriringan di Jalan Pangkalan Bun – Kotawaringin Lama (Kolam) sangat membahayakan pengguna lalulintas.
Terlebih muatan buah sawit tersebut melebihi bak truk, mirisnya lagi beberapa sopir truk tidak memberikan pengamanan berupa jaring agar buah sawit tersebut tidak jatuh saat truk-truk itu berjalan.
Beberapa peristiwa terbaliknya truk dengan muatan buah sawit sepertinya tidak membuat para sopir ini jera. Setiap pagi iring-iringan truk bermuatan sawit tersebut hingga mencapai 5 sampai 6 truk tetap saja melintas.
Seringkali, pengendara roda dua yang melintas dan berpapasan dengan truk tersebut bergidik ngeri, lantaran di jalan yang rusak truk terlihat miring dan seolah-olah akan terbalik.
Namun, hingga saat ini tidak ada penindakan terhadap sopir-sopir yang memuat buah sawit hingga melebihi bak truknya. Hal itu terlihat truk-truk tersebut bebas setiap harinya melintas, terutama di pagi hari ketika aktifitas lalulintas mulai padat.
Salah seorang warga Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Wardi mengaku tidak habis pikir dengan keberanian para sopir yang harus menanggung resiko dengan muatan tersebut.
Menurut Wardi walau para sopir ini berpengalaman, namun hal itu membuat warga merasa tidak nyaman saat berpapasan dan merasa ngeri, karena bila terbalik dan kondisi ramai kendaraan roda dua tentu akan berakibat fatal.
“Saya ini bingung engga tahu bagaimana aturannya, yang pasti berbahaya dan bila terbalik maka akan membahayakan pengguna jalan lainnya,” ungkap Wardi, Selasa (6/4/2021).
Belum lagi, menurut Wardi dengan kondisi jalan yang tidak seperti itu, buah sawit berpotensi jatuh dan berbahaya bagi pengendara yang berpapasan, baik roda dua maupun roda empat.
Selaku warga yang sering melintas di daerah tersebut, Wardi meminta kesadaran para sopir agar buah sawit ditutupi dengan jaring sebagai langkah pengamanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk itu ia berharap, agar aparat yang berwenang bukan hanya satlantas Polres Kobar tetapi juga Dishub agar memberikan edukasi kepada para sopir-sopir dan perusahaan penerima buah-buah sawit tersebut.
Sementara itu, siswi SMP Negeri 4 Arsel, Lia yang juga warga Kelurahan Baru mengaku ngeri bila berangkat sekolah dan berpapasan atau beriringan dengan truk – truk tersebut.
“Takut buahnya jatuh, belum lagi truknya juga seperti mau roboh, kan kita dibawahnya tertimpa, belum lagi jalan di Pangkalan Bun – Kolam kondisinya tidak baik, jadi sangat berbahaya dan menakutkan,” keluhnya. (Yus)