INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Puluhan warga dari beberapa kelurahan di Pegatan, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan melakukan aksi demo turun ke jalan sebagai bentuk kekesalan atas lamanya pemadaman listrik PLN yang sudah berjalan kurang lebih setengah bulan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Warga melakukan aksi berjalan kaki dari Pasar Pegatan menuju Kantor PLN yang berkisar jarak 3 km. Dalam aksi demo itu, warga menuntut agar pihak PLN bertanggung jawab dan memberikan penjelasan atas kerusakan mesin PLN sehingga terjadi pemadaman yang berlarut-larut.
Salah satu warga yang ikut aksi demo itu mengatakan, Masyarakat sudah merasa sangat dirugikan atas pemadaman listrik yang tidak ada kejelasannya itu. Berbagai info yang didapat yang menjadi alasan pihak PLN atas kerusakan mesin.
“Info pemadaman PLN yang sangat lama ini tidak jelas, ada yang mengatakan hanya Panel kontrol mesin yang rusak, ada yang mengatakan mesin induk yang rusak, ada info bahwa pihak PLN Pegatan memberikan laporannya bahwa PLN normal-normal saja ke Cabang Palangka Raya dan juga infonya ada alat mesin yang dipinjamkan ke Kecamatan Mendawai sehingga mesin induk yang lainnya tidak berfungsi sebagai cadangan. Nah, info yang tidak jelas ini membuat kami geram, karena tidak jelas,” terang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Selain itu, katanya, Pimpinan ULD PLN Pegatan ini sangat jarang ada di tempat. Sehingga tidak ada manajemen kontrol pimpinan terhadap bawahan dalam pelayanan maksimal dan pemeliharaan mesin. Sehingga dalam satu tuntutannya agar bisa menghadirkan pimpinan PLN untuk memberikan kejelasan atas pemadaman yang sangat merugikan ini.
Terpisah Camat Katingan Kuala Hariadi Utomo mengakui menurut penjelasan pihak PLN kendala utama penyebab pemadaman listrik akibat kerusakan alat. Selain itu juga masalah pelayanan kepada masyarakat terutama respon mengenai kelistrikan dari pihak PLN Pegatan dinilai kurang.
Disinggung mengenai apakah penyebab pemadaman listrik akibat keterbatasan atau kelangkaan BBM Solar, menurt Hariadi bukan penyebab utama melainkan kerusakan alat PLN yang menjadi penyebab.
“Bukan (red:kelangkaan Solar) memang kerusakan alat, sehinga tidak bisa diambil Tindakan oleh karena ini menyangkut anggaran, maka saya kemaren langsung berkoordinasi dengan pihak PLN di Sampit dan dihubungan dengan pihak PLN di Palangka Raya dapat ditarik kesimpulan pihaknya menanggung semua perbaikan. Malam nanti mungkin menyala, tapi maksud menyala ini tidak menyala penuh ke warga ada masih yang padam,” jelasnya.
Diketahui selama ini penerangan listrik menggunakan PLTD atau pembangkit listrik tenaga diesel, yang mengaliri listrik ke dua desa dan dua kelurahan di wilayah tersebut.
“Harapan kami listrik bisa mengalir siang dan malam, masa ibu kota kecamatan listriknya begini,” keluh camat.
Dia menjelaskan selama ini bila listrik normal, warga hanya bisa menikmat listrik dari siang pukul. 14.00 Wib dan pagi pukul 07.00 WIb, listrik padam. Bahkan dulu menurutnya, pihaknya pernah beraudensi dengan Gubernur dan pihak PLN di Palangka Raya yang berjanji 2023 listrik mengalir 24 Jam, tapi sayangnya belum terealisasi.
Untuk diketahui dalam pertemuan antara warga yang melakukan aksi demo dengan pihak PLN di depan kantor PLN itu, juga hadir Camat Katingan Kuala, Polsek dan Koramil Pegatan sebagai mediator.
Berdasarkan hasil pertemuan itu, pihak PLN memberikan surat pernyataan yang dibacakan oleh Murdiansyah (salah satu karyawan dari pihak PLN) yang berisikan sebagai berikut. Pertama diusahakan semaksimal mungkin merakit mesin MTU dari Kotabaru hidup hari ini. Kedua, Jika alat PCC Mesin induk Cummins sudah datang dari Balik Papan, maka mesin bisa operasi dan normal kembali. dan Ketiga, Kami usahakan untuk mendatangkan pimpinan kami. Terakhir, Keempat, Kami berjanji meningkatkan kinerja di ULD Pegatan, antisipasi sebelum kerusakan yang fatal.
Aksi demo PLN berakhir dengan warga membubarkan diri setelah pihak PLN membacakan surat pernyataan tersebut diatas.
(Kawit)