INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Jembatan titian ulin di Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), kini memprihatinkan.
Sehingga warga setempat mengeluh dan meminta agar pemerintah setempat segera memperbaiki jembatan yang merupakan akses pelajar dan warga melintas di jembatan titian tersebut.
Kondisi jembatan titian Mak Jambek di RT 2 Kelurahan Raja Seberang, memiliki lebar sekitar 3 meter dan terbuat dari kayu ulin nyaris ambruk dan menganga, karena banyak papan yang sudah hilang.
Pasalnya, sejak banjir pada 2022 lalu, sampai saat ini belum ada perbaikkan. Setiap hari anak – anak sekolah dan masyarakat melewati jalan tersebut.
“Bahkan, motor sudah tidak bisa melintas. Tolong segera diperbaiki, jangan sampai ada korban terjatuh,” kata Indra Warga setempat.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Kobar turun ke lokasi melakukan pengukuran, untuk dilakukan penambalan dengan tetap menyesuaikan anggaran.
Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Kobar Sukardi mengatakan, anggaran yang dimiliki untuk penanganan jembatan tersebut untuk tahun 2023 ini sangat kecil.
“Anggarannya kecil, hanya seratus lima puluh juta dibagi dua kelurahan dengan Mendawai Seberang, jadi hanya tujuh puluh lima juta saja, dan dengan anggaran sedikit hanya bisa tambal sulam,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, selain anggaran yang tipis, untuk bahan material papan Ulin juga terbilang rumit. Karena ukuran lebar jembatan hanya 3 meter, dan mencari papan Ulin dengan ukuran tersebut sangat sulit.
Bila dipaksakan membeli ulin 4 meter seperti yang tersedia, maka dipastikan akan banyak bahan yang terbuang percuma dan kelebihan papan juga tidak bisa disambung di jembatan tersebut.
Ia mengakui untuk bisa bertahan lama, dengan mobilitas yang tinggi jembatan Ulin sudah tidak sesuai lagi, sehingga harus dilakukan dengan cor beton.
Maka, kedepan diharapkannya dapat dianggarkan penuh, bukan hanya tambal sulam tetapi membangun baru seperti yang ada di water front city (WTC).
“Saya melihat sendiri memang kondisinya memprihatinkan, dan untuk penanganan sementara kita gunakan anggaran yang sifatnya darurat tersebut,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian