
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Sebanyak 244 ekor sapi asal Bali dikirim ke Kabupaten Kotawaringin Barat melewati jalur laut. Pemanfaatan jalur laut ini untuk menghindari melintasi daerah dengan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sejak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyerang hewan ternak di sebagian kabupaten jawa timur, sejumlah distributor di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, berupaya mendatangkan sapi dari daerah bebas PMK, seperti dari daerah Bali.
Sebelum diberangkatkan, sapi tersebut dikarantina selama 14 hari untuk menghindari penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Sebanyak 244 ekor sapi Bali disertifikasi Karantina Denpasar menuju langsung ke Kotawaringin Barat melalui wilayah kerja Pelabuhan Panglima Utar Kecamatan Kumai (Kabupaten Kotawaringin Barat). Sebelum diberangkatkan,” kata Dokter Hewan Juniarsa, Sabtu (18/6/2022).
Meski kedatangan sapi dari daerah bebas PMK, upaya pencegahan masuknya PMK ke Kotawaringin Barat, terus dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II (dua) Palangkaraya Wilayah Kerja Pangkalan Bun.
Lanjut Juniarsa, kedatangan sapi ini, pada hari ini Jumat (17/6), sore, untuk kebutuhan Hari Raya Kurban di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat dan Lamandau yang tiba di Pelabuhan Kumai.
Sebelum sapi diturunkan terlebih dahulu petugas karantina melakukan penyemprotan desinfektan pada sapi dan juga alat angkut.
Kemudian petugas memeriksa dokumen karantina, untuk memastikan apakah sudah dilakukan masa karantina 14 atau belum.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan sapi. Setelah dinyatakan sehat dan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), ratusan ekor sapi tersebut, langsung diturunkan dari atas kapal, kemudian diangkut ke mobil truk, menuju tempat instalasi karantina hewan, untuk kembali dilakukan masa karantina sebelum disebarkan ke daerah sesuai pesanan.
“Petugas Balai Karantina Pertanian Kelas II (dua) Palangkaraya Wilayah Kerja Pangkalan Bun, bekerja sama dengan pihak terkait akan terus melakukan pengawasan secara intensif terhadap sapi yang masuk ke Kotawaringin Barat dari luar daerah, terutama dari daerah terjangkit PMK,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian