INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Rupang atau patung Dewi Kwan Im dengan tinggi sekitar 5 meter yang berada di Klenteng Damai Sejahtera, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), menjadi yang pertama di Kalimantan Tengah, bahkan yang terbesar se Kalimantan Tengah.
Selain itu, keberadaan Dewi Kwan Im tersebut menjadi penyemangat bagi umat Khonghucu yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat, untuk melaksanakan ibadah di Klenteng Damai Sejahtera, dalam menyambut Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili.
Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia Kotawaringin Barat Eric Munandar menyebutkan, pada momen perayaan tahun baru Imlek 2573 Kongzili ada yang spesial, pada Selasa, (1/2/2022).
Lanjut Eric, dengan adanya Rupang Dewi Kwan Im berukuran besar ini merupakan yang pertama di Kalteng, dan inilah yang spesial.
“Untuk di Kalteng sendiri Rupang Dewi Kwan Im ini menjadi yang terbesar,” terang Eric Munandar.
Sebab, menurutnya, pada umumnya untuk di Kalteng Rupang Dewi Kwan Im ini berukuran kecil dan menjadi satu di dalam Klenteng itu sendiri.
Dengan keberadaan Rupang Dewi Kwan Im tersebut, disamping karena menurunnya kasus Covid-19, umat Khonghucu yang melaksanakan ibadah di Klenteng juga cukup meningkat, ada sekitar 30 persen dari tahun – tahun sebelumnya.
“Meskipun dalam pelaksanaannya terbatas dan dilakukan secara bergantian,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika Rupang Dewi Kwan Im yang dibangun dari hasil iuran umat Konghucu Kobar ini, baru saja diresmikan sekitar satu bulan yang lalu. Diharapkan, dengan keberadaan Rupang Dewi Kwan Im dapat membawa kebaikan untuk umat.
Kemudian, umat Khonghucu di Kobar ada sekitar 200 orang, namun sebagian ada yang pulang ke kampung halaman. Meski ditengah pandemi Covid-19 perayaan Imlek tetap berjalan lancar dan Khidmat.
Pada Imlek 2573 Kongzili ini merupakan tahun Macan Air. Momentum perayaan ini bukan hanya mendoakan bagi umat Tionghoa saja, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.
“Kami berdoa agar bangsa ini tetap selalu diberikan kesehatan umur panjang serta limpahan rezeki. Selain itu agar pandemi juga bisa berakhir dan kembali hidup normal,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian