INTIM NEWS.COM, SAMPIT – Perilaku LGBT yang mulai terang-terangan menampakan eksistensinya terutama lewat media sosial tanpa rasa malu, mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak, terutama pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Perilaku LGBT di anggap menyimpang dan jauh dari norma-norma agama, sosial dan hukum yang berlaku di Indonesia.
dr Endah, praktisi kesehatan yang bertugas di Puskesmas Baamang I menjelaskan, ada sejumlah faktor yang melatar belakangi seseorang sehingga mudah terjerumus menjadi kaum LGBT.
“Faktor penyebab LGBT itu keluarga atau pola asuh orang tua, lingkungan, pergaulan dan faktor genetik,” kata dr Enda, Selasa 4 Oktober 2022.
Enda menjelaskan, broken home anak yang mengalami kekerasan, orang tua yang selalu bertengkar juga bisa menjadi alasan seseorang berperilaku menyimpang tersebut.
“Misalnya anak perempuan yang melihat ibunya menjadi korban kekerasa bapaknya, sehingga membuat anak membenci laki-laki, hingga memiliki sifat ketertarikan sesama jenis,” lanjut Enda.
Dampak sosialnya seorang berperilaku LGBT tidak ada yang setia pasti berganti-ganti pasangan dan cemburunya sangat tinggi. Dampak dari segi pendidikan mereka merupakan kebanyakan yang putus sekolah.
Menurut Enda untuk mencegah timbulnya perilaku tersebut, kembali ke pola asuh orang tua yang memahami kuadrat anaknya susai dengan jenis kelaminnya.
“Polah asuh orang pendidikan pertama dan utama bagi anak, harus memahami kuadrat anak. Anak laki-laki mainanya mobil-mobilan bukan boneka atau sejenisnya,” demikian pungkasnya.
Menjaga pergaulan di lingkungan, misalnya di kafe-kefe yang ada komunitas tersebut, menutup akses situs-situs pornografi, pemerintah setempat melakukan kajian atau seminar-seminar ke sekolah terkait bahayanya LGBT, penyuluhan keagamaan dan aturan yang tegas dari pemerintah. (**)
Editor: Irga Fachreza