INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Banyaknya konflik di internal kepengurusan Dewan Adat Dayak (DAD) Kotawaringin Timur (Kotim) membuat Bupati Halikinnor mengumpulkan para pengurus DAD kabupaten beserta Damang Kepala Adat dan Mantir.
Momentum itu dilakukan oleh Halikinnor dalam upaya meredam konflik yang ada pada internal DAD Kotim, dimana upaya itu dilakoni Halikinnor yang ditunjuk oleh Ketua DAD Provinsi Kalimantan Tengah Agustiar Sabran sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum DAD Kotim.
Pertemuan itu dilaksanakan di aula Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Kotim Jalan Ahmad Yani Sampit, yang juga dihadiri oleh Kapolres Kotim, Dandim 1015 Sampit, Sekda Kotim, Wakil Ketua I DPRD Kotim, Untung Tr dan perwakilan Kejari Kotim, Selasa 23 Mei 2023.
Halikinnor mengungkapkan, dirinya sengaja mengundang semua pengurus DAD kabupaten dan tingkat kecamatan juga seluruh damang kepala adat ke rumah jabatannya.
“Ini adalah silaturahmi karena nanti akan mengagendakan pertemuan rutin dan ada banyak sekali masukan dari para tokoh. Kedua, saya juga menyampaikan tadi saya sebagai plt ketua umum DAD Kabupaten, karena kita ketahui bersama bahwa ketua umum kita Alm H Taufik muqri sudah meninggal dunia,” ungkapnya.
Sehingga menurutnya, dirinya ditunjuk sebagai Plt untuk mempersiapkan Musda dalam rangka memilih pengurus DAD Kotim yang definitif nanti sesuai ketentuan perundang-undangan daerah yang berlaku.
“Harapan kita dengan pertemuan hari ini jangan sampai ada lagi kesalah pahamanan antar damang dan DAD atau antara mantir dan damang. Kedepan kita telah menyiapkan anggaran untuk pelatihan sehingga memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing,” bebernya.
Nantinya jata Halikinnor kalau sudah paham semua berarti tidak ada tumpang tindih yang akan terjadi. Saat ini pihaknya fokus melihat masa depan kepengurusan adat di Kotim dan tidak akan melihat ke belakang untuk memperbaiki daerah.
“Kita tidak melihat kebelakang tapi kita menatap kedepan untuk memperbaiki daerah kita. Saya yakin apabila pendatang pun pasti akan menjunjung tinggi adat istiadat kita karena kita menghormati itu,” demikiannya. (**)
Editor: Irga Fachreza