
INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Pihak SPBU yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Km 3, Kecamatan MB Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan sejumlah korban kendaraan yang mogok usai mengisi BBM di tempat tersebut akan dimintai keterangan oleh polisi.
Diundanganya pihak manajemen SPBU beserta korban nantinya dalam rangka klarifikasi buntut dugaan ketidaksengajaan manajemen SPBU yang sedang melakukan perbaikan pada saat hujan hingga air hujan mencemari tangki BBM.
“Pekan depan akan kita mintai keterangan untuk klarifikasi pihak SPBU dan menyusul nantinya korban yang mengisi BBM hingga kendaraannya mogok itu,” kata Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Lajun Siado Rio Sianturi. Sabtu, 13 Mei 2023.
Sebelumnya pada 2 Mei lalu sejumlah kendaraan roda dua dan satu kendaraan roda empat mengalami mogok usai mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU tersebut.
Meski demikian pihak SPBU telah bertanggung jawab berupa memperbaiki kendaraan yang mogok, diduga kuat hal itu disebabkan tercemarnya BBM dengan air sehingga menyebabkan kendaraan mogok.
Tercemarnya BBM bercampur air diduga karena ketidaksengajaan pihak SPBU yang saat itu melakukan perbaikan di tangki BBM namun pada saat bersamaan hujan lebat mengguyur Kota Sampit sehingga air diduga merembes ke dalam tangki.
Polres Kotim pun merespon cepat peristiwa yang sempat viral di sosial media itu, hingga memasang garis polisi pada salah satu nozzle. Hingga saat ini SPBU tersebut tidak dapat beroperasi untuk sementara waktu.
Di samping itu salah satu petinggi PT Pertamina Patra Niaga bagian distribusi Galih menyebut bahwa SPBU itu masih dalam pembinaan pihaknya dengan melarang menjual BBM subsidi.
“Pembinaan pertama yaitu untuk melarang menjual BBM subsidi diantara lain Pertalite dan Bio Solar. Untuk non subsidi masih kita persilakan, namun karena kejadian kemarin kita stop sementara karena ditutupnya SPBU itu untuk kepentingan investigasi,” ungkap Galih saat dikonfirmasi.
Menurutnya ada banyak faktor yang mempengaruhi SPBU itu disanksi, diantaranya adalah sarana dan prasarana yang kurang representatif karena itu dianggap mempengaruhi kualitas.
“Itu faktor paling utama, sementara tidak ada laporan dari konsumen pada SPBU lain dan aman-aman saja,” demikiannya.
Editor: Andrian