INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Harga minyak goreng saat ini melambung tinggi. Kementerian Perdagangan menyebut penyebabnya adalah harga crude palm oil (CPO) yang tinggi dan menyebabkan harga minyak mahal.
Emak-emak dan pedagang gorengan di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat (Kobar) saat ini hanya pasrah dan menjerit karena mahalnya harga minyak ini.
Salah satunya penjual nasi campur yang juga menjual gorengan di Jalan utama Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan depan Hypermart, Endang mengaku sangat terdampak dengan mahalnya harga minyak.
“Aduh mahal banget harga minyak sekarang mas, pokoknya bikin menjerit,” kata dia saat ditemui media ini, Kamis (02/12/2021), petang.
Endang mengatakan, meskipun harga mahal dia tak menaikkan harga jual gorengannya. “Kita juga nggak naikin harga, kata suami saya, walaupun untungnya sedikit yang penting lancar aja,” jelas dia.
Dia mengungkapkan dalam satu hari dia biasanya membeli 3 liter minyak goreng. Saat kondisi normal sekitar Rp 42 ribu. Namun sekarang dia membeli dengan harga Rp 66 ribu.
Saat ini Endang menjual satu jenis gorengan untuk pelengkap jualan nasinya. “Saya nggak mau pakai minyak curah, biasanya saya pakai minyak kemasan dan saya juga rajin cari promo. Tapi sekarang udah nggak ada promo,” jelasnya.
Meskipun harga minyak mahal, dia tak mengurangi besar dan jenis gorengan yang dia jual. Endang mengharapkan jika harga minyak bisa kembali seperti sedia kala.
Kemudian salah satu warga Pangkalan Bun, Yuni juga mengeluhkan mahalnya harga minyak saat ini. “Minyak kemasan mahal banget, minyak curah juga jadi mahal,” jelasnya.
Untuk menyiasati mahalnya harga minyak ini. Yuni mengaku menjadi lebih irit dalam menggunakan minyak goreng. Misalnya mengurangi masakan yang digoreng. Menjadi lebih banyak dikukus atau direbus.
“Jadi minyak biasanya untuk numis-numis aja,” ujar dia.
Selain Yuni, Rukmini juga merasa berat dengan mahalnya harga minyak ini. Pasalnya selain untuk konsumsi dia juga menjual minyak di warungnya.
“Ini minyak mahal banget, saya juga jadi susah untuk jual lagi mahal banget. Belinya juga mahal,” jelas dia.
Dia mengaku saat ini menghentikan sementara penjualan minyak hingga harga kembali normal.
Sementara pantauan media dilapangan, mahalnya minyak goreng berdampak dengan berkurangnya penjual gorengan, biasanya disekitar Bundaran Pancasila berjejer penjual gorengan, kini terlihat sepi dan banyak yang tidak jualan. (Yus)