INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Ruslan, tahanan Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat (Kobar) dilaporkan melarikan diri, Minggu (4/12). Hal tersebut disampaikan Kepala Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun, Doni H, saat ditemui awak media, Senin 5 Desember 2022.
Doni mengatakan, napi tersebut melarikan rdiri dengan cara memanjat tembok penjara setinggi enam meter. Tidak hanya itu, napi yang pernah ditahan di Lapas Nusakambangan ini juga sempat mengambil senajata api Shotgun dan empat peluru hampa milik petugas dari dalam menara pemanatau.
“Saat ini, kami sedang melakukan upaya pencarian dan berkoordinasi dengan kepolisian Polres Kotawaringin Barat dan juga Kodim 1014 Pangkalan Bun. Kami yakin napi akan segera tertangkap,” ujar Doni.
Doni mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB, dirinya baru saja tiba di rumah Dinas Pangkalan Bun, setelah sebelumnya melakukan Sertijab dari tempat kerjanya yang lama, Kalimantan Timur. Selang dua jam berselang tambahnya, dirinya kemudian berkeliling areal luar tembok Lapas untuk melakukan pemetaan, mulai dari Menara I sampai menara II lapas.
Saat tiba di menara II, dirinya melihat sebuah kain sarung yang diikat rupa menjuntai sepanjang tiga meter di bagian luar tembok yang tingginya mencapai enam meter. Merasa curiga, Doni kemudian memerintahkan para penjaga untuk melakukan pengecekan tahanan di dalam sel.
“Saya curiga kok ada kain, akhirnya saya kembali masuk dan meminta penjaga melakukan pengecekan narapidana, dan ternyata benar ada tahanan kasus perampokan yang ditempatkan di Blok Tulip yaitu Ruslan bin M Yusuf tidak berada di tempat, dan kabur melarikan diri,” tuturnya.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata napi ini naik ke menara penjaga dengan menggunakan kayu yang saat itu dalam keadaan kosong, lalu turun dengan kain sarung yang diikat.
Pada saat kabur, napi ini sempat mengambil senjata api Shotgun milik petugas dari dalam menara pantau. Kondisi menara ketika itu dalam keadaan kosong ditinggal petugas.
“Ini memang kelalaian petugas, jadi saat dicek diatas senjata petugas itu hilang dengan empat peluru hampa. Totalnya ada delapan peluru, tapi yang terbawa empat peluru dan sisanya masih ada di lokasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dimungkinkan orang biasa tidak bisa menggunakan atau mengkokang senjata tersebut, namun hal itu harus tetap diwaspadai, pungkasnya. (Yus)
Editor: Irga Fachreza