INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Fakta bahwa pengadaan bahan baku obat selama ini di industri farmasi Indonesia 90 persen merupakan impor dari luar negeri, termasuk untuk memenuhi kebutuhan di masa pandemi Covid-19 merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan.
Untuk itu Anggota Komisi VI DPR RI Mukhtarudin berharap pandemi Covid-19 ini menjadi momentum bagi industri farmasi Indonesia, terutama BUMN Farmasi yang menjadi andalan Pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini dapat lebih mandiri, Rabu (31/3/2021).
Ia menyampaikan informasi kepada publik terkait kegiatan kerja di DPR RI adalah sebuah keharusan. Kali ini terkait BUMN farmasi dalam rangka meraih peluang ditengah pandemi.
Pemdemi covid-19 ini menjadi mementum bagi industri farmasi baik BUMN maupun swasta kita untuk berbenah dalam rangka meningkatkan kwalitas dan kwantitas, kata Mukhtarudin.
Lanjut Mukhtarudin, bukan hanya kwalitas namun harus serta melakukan penelitian dan pengembangan sehingga bisa semakin tangguh menghadapi tantangan dan persaingan global.
“Pemerintah harus memberikan perhatian yg serius untuk pengembangan industri farmasi kita, baik BUMN maupun Swasta untuk menuju kedaulatan farmasi,” ujar Mukhtarudin.
“Momentum Covid-19 ini kami berharap menjadi langkah besar untuk industri farmasi terutama BUMN Farmasi untuk bisa menjadi mandiri terutama dalam pengadaan bahan baku obat yang selama sangat tergantung impor,” katanya.
Padahal lanjut Mukhtarudin, Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam yang bisa dijadikan bahan baku obat.
Politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengungkapkan DPR RI siap membantu mewujudkan kemandirian industri farmasi, terutama BUMN Farmasi dari segi regulasi dan daya dukung anggaran.
Ia juga berharap Pemerintah membuat langkah konkret dan membuat konsep untuk mengurangi ketergantungan industri terhadap impor bahan baku obat.
Selanjutnya, terkait penanganan pandemi Covid-19, legislator dapil Kalteng ini meminta agar BUMN Farmasi mangambil peran besar dalam mengendalikan Covid-19, pungkasnya. (yus)