INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Perkuat pemahan nilai-nilai kebangsaan di tengah arus globalisai dan perubahan kemajuan yang makin pesat, Anggota DPR/MPR RI H Mukhtarudin gelar sosoalisasi 4 Pilar Kebangsaan, Senin (1/8/2022).
Kegiatan ini diikuti oleh Organisasi Kepemudaan Kalimantan Tengah (Kalteng), yakni Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) dan juga mahasiswa Hindu se Kalteng. Sosialiasi 4 Pilar Kebangsaan menghadirkan narasumber dari akademisi, yakni Prof Achmad Syar’i.
Mukhtarudin mengatakan, saat ini arus global begitu dahsyat dapat melunturkan nilai-nilai kebangsaan, sehingga 4 Pilar kebangsaan harus terus direfresh, diperbaharui, dan dicharge.
“Perubahan yang sangat luar biasa, harus kita waspadai. Karena jika kita tidak memperkuat nilai-nilai kebangsaan, maka pengaruh negatif dari arus globalisasi akan mudah masuk,” kata Mukhtarudin.
Mukhtarudin menegaskan, sebagai Anggota DPR RI menyambut baik seluruh komponen masyarakat di negeri ini. Sebab, semua dapat hidup berdampingan, rukun, dan bersatu di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Untuk mempertahankan dan memperkokoh itu, maka sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini harus terus kita kita gencarkan.”
Ini penting, agar 4 Pilar dapat kita amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Mukhtarudin menjelaskan, Pacasila adalah ideologi yang cocok bagi bangsa Indonesia, sehingga tidak ada lagi keinginan mengubah ideologi ini.
“Pancasila ideologi yang konfrehenship. Karena Pancasila inilah bangsa kita tetap kokoh berdiri sampai hari ini,” tegasnya.
Kedua adalah UUD 1945. Ini merupakan konstitusi negara. Tata kehidupan bernegara semua diatur dalam UUD 1945, sehingga hidup berbangsa dan bernegara tertata dengan baik.
“UUD 1945 inilah yang menjadi pedoman kita menjalankan kehidupan berbangsa dan negara,” tukasnya.
Ketiga adalah Bhineka Tunggal Ika, ini adalah semboyan bangsa yang mempersatukan anak-anak bangsa, yang berbeda suku, agama, ras dan golongan.
Pendiri bangsa telah mengajarkan kepada kita semua , agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga di tengah perbedaan.
Dengan semboyan ini, kita harus bersatu dalam perbedaan, bagaimana kita menjaga persatuan dengan perbedaan yang nyata adanya, perbedaan adalah fakta dan yang harus terus kita perjuangkan, suarakan adalah Persatuan dan keadilan” ujarnya.
Selanjutnya, adalah NKRI. Bagi kita NKRI harga mati. Kita pernah bentuk negara RIS (Republik Indonesia Serikat).
Tetapi keamanan tidak terjamin dan kekacauan di mana-mana, konflik politik berkepanjangan dan pembangunan tidak maksimal, sehingga kembali ke UUD1945 dan NKRI. Sampai hari ini, NKRI terjaga.
Tetapi hati-hati karena masih ada ada upaya-upaya memecah NKRI, baik gerakan dari internal maupun external,” tambahnya.
Dengan berbagai potensi memecah persatuan dan kesatuan, baik dari internal maupun ekstrenal, maka 4 Pilar Kebangsaan harus ditanamkan kepada generasi muda dan masyarakat.
“Saya berharap generasi muda khususnya Peradah Kalteng, melalui sosialiasi ini dapat terus mengamalkan 4 Pilar Kebangsaan, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian