INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kualitas udara di Kota Sampit dinilai sangat tidak baik untuk kesehatan. Pasalnya hingga kini Kabupaten Kotawaringin Timur masih diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Selain pernapasan terasa sesak, mata juga ikut perih, bahkan kepala sakit dan juga tenggorokan gatal jika terhirup kabut asap dari tumbuhan maupun rumput yang terbakar tersebut.
“Setiap hari jam berangkat sekolah masih aja ada kabut asap di Sampit ini. Bukan hanya pagi hari sih tapi malam juga asapnya juga parah ditambah bau menyengat,” ujar Iyah, salah seorangn Warga Baamang, Rabu 27 September 2023.
Sementara kebakaran lahan di Kotim terus bermunculan di titik-titik baru dan mendekati pemukiman warga, hal ini yang memicu asap tebal di tengah masyarakat.
“Kita ini pagi-pagi harus pake masker lagi, apalagi yang punya penyakit bisa tambah parah pas sampai antar anak di sekolah,” lanjutnya.
Iyah berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) serta institusi hukum lebih serius menangani karhutla ini, pasalnya sejauh ini sangat minim tindakan terhadap pelaku pembakar lahan.
“Semoga saja penegak hukum lebih gencar, sehingga ancaman kabut asap yang membahayakan kesehatan ini tidak ada lagi,” jelasnya.
Sementara itu, pantauan di lapangan kabut asap disertai bau menyengat masih menyelimuti kota Sampit. Kondisi ini terjadi seiring kembali maraknya kebanaran hutan dilahan disejumlah wilayah di Kotim dalam dua pekan belakangan ini.
Berdasarkan penghitungan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) parameternya menunjukan 221 PM2,5, yang artinya bahwa tingkat kualitas udara yang dapat meningkatkan resiko kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.(**)
Editor: Irga Fachreza