INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Marudin setuju dengan langkah pemerintah kabupaten (pemkab) setempat memperiortaskan pembanguan jalan penghubung antar desa di wilayah seberang.
Hal disampaikan Marudin setelah Pj Bupati Kotim Shalahuddin menunda rencana pembangunan Jembatan Mentaya setelah melakukan evaluasi bersama stakeholder dan kepala desa se-Kotim terkait perioritas pembagunan saat ini.
“Apabila yang berkaitan dengan skala perioritas terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang mendorong infrastruktur perlu kita dukung dan kita support agar pertumbuhan ekonomi masyarakat makin baik,” jelas Marudin dari Fraksi PKB ini, Rabu 9 Oktober 2024.
Menurutnya, membuka jalan penghubung antar desa jauh lebih urgent dari pada pembangunan Jembatan. Pasalnya, ketika jalan desa yang terisolir dibukan tentu akan membuka lebar pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Agar daerah-daerah yang terisolir bisa membuka ekonomi baru, itulah yang paling tepat kita arahkan kepada yang urgent infrastruktur jalan dan juga akan memberikan kemudahan bagi masyarakat seluas-luasnya,” lanjutnya.
Selain itu, kata Anggota Dewan dari Fraksi PKB ini, apabila sebuah pembangunan yang tidak direncanakan secara matang dan profesional yang tidak terorganisir makan akan menemukan hambatan-hambatan.
“Pembagunan harus rencanakan secara matang. Jangan sampai ada pembangunan yang tidak memberikan perubahan pada ekonomi masyarakat, apalagi dilaksanakan dengan anggaran yang tidak sedikit,” bebernya.
Sebelumnya, Pjs Bupati Kotim Shalahuddin ingin mengebut pembangunan Jembatan Mentaya tembusan Sampit – Seberang setelah melakukan evaluasi jadi mengalihkan fokus untuk pembangunan jelan terlebih dahulu di wilayah Seberang.
Shalahuddin mengaku setelah melakukan diskusi dengan Bappeda dan Dinas PUPR setempat dan masukan dari para kepala desa, ternyata yang lebih prioritas saat ini adalah pembangunan jalan di seberang yakni Jalan Cempaka tembus Pagatan.
“Awalnya kita ingin membangun Jembatan Mentaya, tetapi saya melihat dulu segi prioritasnya. Apakah ini benar-benar layak atau tidak,” jelasnya.
Pembangunan jalan mulai dari Desa Cempaka Mulia Timur, Kampung Melayu Kecamatan Cempaga hingga tembus di sejumlah jalan desa di wilayah seberang yakni Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut sampai perbatasan Kotim dengan Kelurahan Pegatan, Kabupaten Katingan.
“Kalau kita bangun jembatan sekarang, sementara di seberang belum ada jalannya, tentu tidak efektif. Oleh karena itu, kita prioritaskan pembangunan jalan dulu sesuai masukan dari para kepala desa,” lanjutnya.
Panjang ruas jalan tersebut diketahui kurang lebih 125 kilometer dengan estimasi biaya sementara untuk pembangunan jalan sekitar Rp800 miliar, termasuk pembangunan jembatan di lima sampai sembilan lokasi.
Sementara pembangunan Jembatan Mentaya diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp1.5 hingga 1.8 triliun. Mengingat anggaran yang sangat besar dan kondisi infrastruktur di seberang sungai yang belum memadai.
“Jembatan ini belum siap jalannya, kalau jalan memutar sudah sampai baru kita bangun jembatan,” pungkasnya.