INTIMNEWS, PANGKALAN BUN – Peningkatan perekonomian melalui ekonomi kreatif menjadi salah satu tujuan digelarnya Lomba Menyeduh Kopi (V60 Fun Battle) yang digelar di Roskop Coffee Jalan Panglima Utar, Kumai, Kotawaringin Barat, Minggu (11/4/2021).
Sebanyak 16 peserta mencoba menyeduh kopi sesuai dengan standar penyeduhan untuk menghasilkan cita rasa kopi terbaik para peserta.
Panitia Roskop Coffee Jaka Setiawan yang juga pemilik Cafe IKC mengatakan, pelaku kopi merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Dengan perlombaan seperti ini bisa semakin meningkatkan kualitas dan pelayanan dengan usaha para penggiat kopi.
“Kopi ini bagian dari kuliner, menurut Jaka masih dalam ekonomi kreatif dan masuk dalam UMKM. Tapi yang kami tonjolkan disini adalah untuk peningkatan ekonomi kreatif, kedepannya,” ucap Jaka Setiawan.
Jaka mengatakan, sebelumnya perlombaan semacam ini juga sudah dilakukan dan dilaksanakan di daerah lainnya di Kalimantan Tengah. “Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi para pemuda untuk berkreasi di bidang pengolahan kopi,” terang Jaka.
“Kita tahu pandemi ini agak menggoncang ekonomi kita, tetapi kita sangat berharap dengan kreasi dari teman-teman muda ini dalam meracik kopi dapat membangkitkan perekonomian masyarakat,” lanjut Jaka.
Kedepan kata Jaka Setiawan, perlombaan seperti ini akan digelar, namun pada komoditas lainnya. Sehingga bisa meningkatkan daya kreativitas anak-anak muda dalam pengembangan ekonomi khususnya para penggiat kopi.
Sementara itu koordinator lomba Zainul Azim atau dikenal dengan nama Zami menambahkan, lomba ini memang tidak dibuka untuk umum.
Lanjut Azim, 16 peserta lomba ini berasal dari berbagai kecamatan yang ada di Kobar, dan Kabupaten tetangga yakni Lamandau, mereka mewakili kecamatan masing-masing dalam perlombaan ini.
“Kegiatan Roskop Fun Battle ini juga jarang sekali dilakukan di Kobar. Untuk lombanya menggunakan bahan baku kopi v60,” katanya.
Tujuan dari lomba ini, menurut Zami untuk regenerasi barista di wilayah Kobar, sehingga lomba ini memang diperuntukan bagi barista pemula yang masih belum banyak pengalaman dan penyeduhan kopi.
Berbeda dengan yang lainnya, lomba ini kami mengunakan kopi robusta. Kopi jenis ini memang produksinya cukup banyak di Kobar. “Lomba ini melibatkan lima juri, rata-rata mereka senior dan guru saya,” pungkas Zami. (yus)