INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Syafira Nurulita (22), seorang Guru di Yayasan Baroqah Anggrek Terpadu, Kecamatan Baamang mengajarkan kepada anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk membuat gunung merapi melalui materi sains.
“Kegiatan ini termasuk materi gejala alam. Proses yang dilakukan adalah mengenalkan bagaimana lava panas gunung turun dari kawah namun menggunakan media yang tentu aman,” ungkapnya. Sabtu, 26 November 2022.
Menurutnya, bahaya datang saat adanya luncuran lava panas gunung. Sehingga ketika ada gunung meletus maka anak harus segera menjauh dari gunung. Lava yang panas dapat menyebabkan tubuh seseorang menjadi terbakar.
“Kita sebagai guru juga dapat menghubungkan dengan bahaya api di kompor. Sehingga anak-anak menjadi selalu waspada. Itulah salah satu kegiatan sains yang dapat dikenalkan pada anak usia dini. Di samping itu juga materi ini agar anak tidak bosan belajar mengenal angka dan huruf,” bebernya.
Adapun bahan yang dipakai yakni koran bekas, botol bekas yakult, air, lem kayu, karton bekas, cuka, soda kue dan pewarna makanan.
Langkahnya yakni membuat miniatur gunung menggunakan koran bekas yang telah diremas lalu diberi sedikit air. Tunggu sebentar sampai agak kering. Balurkan lem tadi ke botol yakult lalu bentuk menggunakan lem kayu menyerupai gunung. Letakkan dalam papan kotak yang terbuat dari karton atau kardus bekas.
Campur segelas air dan pewarna makanan berwarna merah agar terlihat seperti lava sungguhan. Tuang air warna ke dalam gunung. Masukkan cuka, sebelum proses meletus ajak anak untuk benar-benar memperhatikan apa yang akan terjadi dan tuang soda kue dan lihat gunung meletus.
Editor: Andrian