
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Rencana penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah kembali memicu perdebatan. Wacana Palangka Raya sebagai tuan rumah untuk kesekian kalinya menuai kritik dari sejumlah pihak.
Salah satu suara yang mengemuka datang dari Anggota DPRD Kotawaringin Barat (Kobar), Arif Asrofi. Ia menilai, dominasi Palangka Raya dalam penyelenggaraan Porprov tidak mencerminkan semangat pemerataan yang seharusnya diusung dalam kegiatan tingkat provinsi.
“Wajar jika Palangka Raya ingin jadi tuan rumah. Tapi apakah wajar juga kalau selalu Palangka Raya? Pemerataan itu penting,” ujar Arif saat ditemui, Rabu (9/4/2025).
Menurut Arif, ajang Porprov bukan hanya tentang kesiapan infrastruktur, tetapi juga menyangkut keadilan bagi daerah-daerah lain yang memiliki potensi untuk menjadi penyelenggara.
Ia menyatakan bahwa Kobar telah menunjukkan kesiapan dan komitmen kuat untuk menggelar kegiatan tersebut, meski selama ini belum diberi kesempatan.
“Kalau cuma soal fasilitas, kita bisa bangun. Tapi semangat pemerataan itu yang jangan dilupakan. Jangan sampai Porprov seolah-olah hanya milik satu kota,” tegasnya.
Arif menyoroti bahwa Porprov terakhir kali digelar di Muara Teweh delapan tahun lalu, disusul Kotawaringin Timur. Setelah itu, nama Palangka Raya terus muncul sebagai kandidat kuat.
Ia mempertanyakan apakah penunjukan Palangka Raya semata-mata karena pertimbangan teknis, atau ada faktor lain yang belum diungkap ke publik.
“Semua daerah punya hak yang sama untuk berkontribusi. Porprov ini juga ajang kebangkitan daerah, dari ekonomi lokal, pariwisata, sampai infrastruktur,” ucap Arif.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap Gubernur Kalimantan Tengah yang telah menjanjikan anggaran Rp150 miliar untuk pembangunan venue olahraga di Sport Center Palangka Raya.
Namun ia menegaskan, anggaran serupa seharusnya dapat pula dialokasikan ke daerah lain sebagai bentuk pemerataan pembangunan sektor olahraga.
Menurut Arif, jika hanya satu daerah yang selalu diunggulkan, hal itu akan mengikis semangat kebersamaan dalam membangun provinsi secara kolektif.
“Kita tidak anti Palangka Raya, tapi semua punya hak dan kemampuan yang sama,” ujarnya.
Ia berharap ke depan ada transparansi dan diskusi terbuka dalam proses penunjukan tuan rumah Porprov agar setiap daerah merasa dihargai.
“Ini ajang milik bersama. Jangan sampai daerah lain cuma jadi penonton,” pungkas Arif.
Penulis: Yusro
Editor: Maulana Kawit