INTIMNEWS, PANGKALAN BUN – Anggota DPRD Kotawaringin Barat (Kobar) Suderajad Akbar, ST, MT berharap adanya inovasi dari Pemkab Kotawaringin Barat dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), terlebih pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Ini.
“Pemkab Kotawaringin Barat (Kobar) harus mencari cara -cara dalam peningkatan potensi Pendapatan daerah baru,” ungkap Sudrajat Akbar kepada awak media, Minggu (25/4/2021).
“Pengelolaan aset juga perlu ditingkatkan dan lebih baik lagi, di tengah kondisi saat ini,” terang legislator dari Partai Nasdem ini.
Dikatakan Jajad nama Panggilan Suderajad Akbar ST MT ini, banyak potensi BUMD yang belum maksimal, dimana dapat mendorong peningkatan PAD Kotawaringin Barat.
Pada kesempatan ini Jajad juga mengatakan di masa pandemi perlu adanya penguatan dari sektor ekonomi di Kotawaringin Barat. “Perlu ada perhatian bagi UMKM agar roda perekonomian bisa berjalan dengan baik di masa pandemi ini, kebijakan harus harus sesuai dan seimbang dengan tujuan” tambah legislator muda ini.
Pengennya sih pemerintah bisa mengoptimalkan dan berinovasi untuk badan usaha milik daerah (BUMD) seperti PDAM memproduksi dan memasarkan Air Minum Dalam Kemasan ( AMDK ), terang legislator muda nan energik ini.
Jajad berharap pemerintah bisa mandiri untuk meningkatkan PAD, tidak cuman berharap dari pajak dan retribusi dari masyarakat, serta juga tidak selalu berharap dari dana transfer umum dari pusat.
“Dengan dukungan regulasi Kepala Daerah untuk acara rapat, acara-acara dinas, di hotel serta cafe/resto wajib menggunakan AMDK produksi PDAM milik daerah, tentu hulu hilir BUMD kita jalan, dan pastinya memberikan kontribusi untuk PAD,” kata Jajad.
Terus lagi lanjut Jajad, dengan kegiatan proyek pembangunan fisik sekarang menggunakan batching plant atau lebih dikenal ready mix seharusnya pemerintah bisa memiliki sendiri yaitu BUMD ready mix milik daerah, dan kembali kepala daerah mewajibkan untuk pekerjaan betonisasi menggunakan ready mix milik daerah, ini tentu berkontribusi besar untuk PAD kobar.
Menurutnya, modal tidak terlalu besar kenapa pemerintah belum melirik celah potensi ini. “Selama tidak melanggar aturan, bahkan kegiatan inovasi seperti ini sudah di lakukan di daerah-daerah lain contohnya di Jogjakarta,” ungkap Jajad.
“Dengan inovasi pemerintahnya, Kota Sleman, Jogjakarta bisa memberikan PAD 1 Triliun setiap tahunnya, padahal alam disana tidak sekaya di Kotawaringin Barat,” pungkasnya. (yus)