INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kotawaringin Timur pada tahun ini terus menjadi perhatian bersama. Baik TNI, Polri dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
Menurut Dandim 1015 Sampit, Letkol Czi Akhmad Safari mengatakan bahwa jumlah titik panas atau hot spot selama 2020 lalu sebanyak 2.323 titik. Paling banyak terpantau pada Oktober, hingga Maret.
“Meski jumlah titik panas pada 2020 jauh menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Namun kewaspadaan harus tetap dilakukan tahun ini, khususnya saat kemarau nanti karena ancaman karhutla itu selalu ada,” kata Ahmad Safari, Rabu 10 Februari 2021.
Dari hasil evaluasinya, hal itu disebabkan karena pengaruh cuaca yang mana pada saat musim kemarau itu adalah kemarau basah. Sehingga Karhutla dapat dikendalikan.
Selain itu, Satgas Penanggulangan Karhutla juga mendirikan pos-pos lapangan seperti di Kecamatan Kota Besi, Mentaya Hilir Selatan dan Cempaga. Keberadaan pos lapangan ini dinilai sangat membantu karena pencegahan dan penanganan bisa dilakukan dengan cepat sehingga kebakaran lahan bisa diatasi sebelum membesar.
Keberadaan pos lapangan juga dapat mencegah niat oknum warga yang ingin membersihkan lahan dengan pembakaran. Dampaknya sangat bagus karena potensi karhutla dapat ditekan.
“Tahun 2021 ini kami harapkan pos-pos lapangan itu tetap aktif. Tadi Pak Kapolda mengatakan bahwa kegiatan membakar lahan untuk pertanian dilakukan di akhir musim hujan sebelum musim kemarau, sehingga harus diantisipasi. Ini yang menjadi perhatian kita bersama,” tutupnya. (*)