INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur, selama dua bulan ini tak kunjung reda, walaupun Minggu terakhir ini cuaca mendung. Namun, Karhutla kembali terjadi wilayah bagian selatan seperti di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) dan Teluk Sampit.
Karhutla yang terjadi wilayah selatan ini membuat membuat petugas pemadam kesulitan, pasalnya lokasinya jauh dan dijangkau oleh petugas, Salah satunya kejadian kebakaran lahan di Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, yang dalam tiga hari belakangan ini semakin meluas.
“Untuk membantu Pos Lapangan (Poslap) di wilayah Kecamatan Teluk Sampit, kami telah mengirimkan bantuan tim ke lokasi yang terbakar,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam, Sabtu 16 September 2023.
Untuk lahan terbakar selain semak belukar, juga ada lahan perkebunan warga. Kondisi cuaca yang tidak mendukung ditambah dengan angin yang cukup kencang di wilayah tersebut, membuat petugas cukup kesulitan melakukan pemadaman.
“Untuk di lahan perkebunan sudah padam, api aktif di daerah semak belukar dan lokasi terbakar masih posisi tidak ada hujan,” jelas Multazam.
Saat ini kendala petugas di lapangan lokasi yang terbakar jauh dari akses jalan, ditambah dengan lebatnya semak belukar.
“Kemarin sore kami terpaksa balik kanan dari lokasi karhutla di lempuyang. Pertimbangan kami keamanan dan daya tahan personil,” imbuhnya.
Sementara, berdasarkan data rekapitulasi BPBD Kabupaten Kotim, untuk jumlah titik api mencapai 3.011 titik.
Jika selama bulan Agustus lalu jumlah hotspot mencapai 1.345 titik, dan di bulan September yang baru berjalan selama dua pekan ini sudah mencapai 1.305 titik.
Jumlah hotspot yang paling tinggi ditemukan di Kecamatan MHS sebanyak 1.268 titik, Teluk Sampit 444 titik, Kota Besi 256 titik, Baamang 245 titik, Ketapang 186 titik dan Telawang 121 titik.
Editor: Andrian