INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalimantan Tengah, Sri Widanarni, menyatakan bahwa Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas di Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Dari total luas wilayah 15,3 juta hektar, sekitar 77,62% atau 11,9 juta hektar di antaranya ditetapkan sebagai kawasan hutan. Kawasan ini terdiri atas hutan produksi seluas 8,95 juta hektar, hutan lindung 1,35 juta hektar, dan hutan konservasi 1,62 juta hektar, 27 Februari 2024.
“Keberadaan hutan konservasi yang begitu luas memberikan manfaat signifikan, tidak hanya bagi pelestarian satwa, flora, dan ekosistem, tetapi juga sebagai daya tarik wisata alam,” ungkap Sri Widanarni.
Ia menyoroti keberadaan Taman Nasional Tanjung Puting dan Taman Nasional Sebangau, yang terkenal dengan keanekaragaman hayati, khususnya populasi orangutan, serta hutan rawa gambut yang luas. Kawasan konservasi ini menawarkan peluang besar untuk mengembangkan pariwisata berbasis alam yang dapat merangsang kegiatan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dalam kesempatan yang sama, Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, menekankan pentingnya Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan aktif semua pihak. “Semua sektor pemerintah, dunia usaha, masyarakat, hingga generasi muda perlu bekerja secara kolaboratif untuk merawat alam dan mengintegrasikan konservasi ke dalam praktik sehari-hari serta norma budaya,” ujarnya.
Mengacu pada kearifan lokal Kalimantan Tengah, tema tahun ini mencerminkan konsep Hapungkal Himba Kalingu yang berarti Jiwa Damai dalam Harmoni Alam Liar. Hal ini menggarisbawahi pentingnya hubungan saling ketergantungan antara manusia dan alam, serta perlunya menjaga keseimbangan untuk keberlanjutan bersama.
Dengan potensi luar biasa dari kawasan hutan konservasi yang dimiliki, Kalimantan Tengah diharapkan dapat terus mengembangkan sektor pariwisata berbasis ekologi dan menjadikannya motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan.
Penulis: Redha
Editor: Andrian